Mohon tunggu...
Ayah Quina
Ayah Quina Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar tiap hari

my quina :) :)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Melihat Kebesaran Tuhan dari Puncak Kerinci

10 September 2011   16:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:04 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_129340" align="aligncenter" width="604" caption="Puncak Kerinci/Dok. Pribadi"][/caption] Gunung Kerinci   merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif di Indonesia yang dapat menimbulkan bencana besar apabila gunung ini melepaskan laharnya hal ini terlihat dari status  gunung kerinci yang kerap kali menyandang status siaga, awas maupun waspada, namun gunung ini memiliki pesona tersendiri untuk dikunjungi dan tidak menghalangi niat para pendaki untuk mencapai puncaknya. Gunung Kerinci yang memiliki ketinggian 3.805 dpl yang terletak dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) memiliki keanekaragaman hayati flora dan fauna, seperti bunga bangkai serta aneka ragam satwa, seperti harimau sumatera (Panthera tigris sumatrensis), siamang, beruang madu, babi hutan, tapir, bermacam burung, dan berbagai jenis kupu-kupu. Hal ini  menarik perhatian peneliti dari dalam maupun luar negeri,  saya pernah melihat beberapa orang bule mengamati jenis-jenis burung yang ada dalam kawasan gunung Kerinci ini. Selain itu keberadaan orang pendek yang memiliki kaki terbalik menarik minat peneliti asing untuk mengabdikan diri meneliti ini, seperti Dua orang peneliti dari Inggris, Debbie Martyr dan Jeremy Holden terus berekspedisi untuk menemukan eksisteksi orang pendek dan National Geographic Society telah mendanai peneliti di kawasan ini untuk menemukan kelompok orang pendek ini  yang disinyalir sisa dari peradaban masa lalu. Sepenggal  ilustrasi dari penyair-penyair setempat yang menggambarkan Kerinci adalah sepenggal tanah  surga yang tercampak ke bumi adalah tidak berlebihan,  keharmonisan alam sudah terlihat saat memasuki kawasan Kabupten Kerinci hingga sampai ke gunung kerinci, hamparan hijau dedaunan dari pohon-pohon teh peninggalan zaman Belanda menambah keeksotisan saat melihat perpaduan antara  hamparan hijau yang mahaluas dan gunung menjulang gagah ke angkasa, sementara itu kilauan  perak  cahaya matahari terpantul dari awan menyelimuti sang puncak. [caption id="attachment_129362" align="aligncenter" width="275" caption="Gn kerinci terlihat dari kebun teh/kerinciwista"][/caption] Ketakjuban tidak hanya sampai disitu, saat memulai pendakian gunung kerinci, decak kagum akan dirasakan saat memulai pendakian, keramahan petani kentang di kaki gunung kerinci yang tidak segan-segan memberi kentang dengan ikhlas apabila kita minta  dan bila beruntung akan bertemu gajah-gajah yang jinak seperti pengalaman saya 10 tahun yang lalu.  Di badan gunung di jalur pendakian akan terlihat beragam jenis kayu dan pohon berdiameter lebar yang telah berumur ratusan tahun, dedaunan dari pohon-pohon ini akan melindungi pendaki dari cahaya matahari saat mendaki. Pendakian pada gunung kerinci memerlukan tenaga dan energi yang cukup, walau saat awal  pendakian terlihat jalur yang mudah, namun setelah melewati hutan medan pendakian akan terasa berat, karena kemiringan akan mencapa 60 derajat walau kadang ditemukan daerah yang landai. Para pendaki umumnya terlebih dahulu beristrihat untuk sampai puncak, ada beberapa  alternatif tempat istirahat, namun umumnya pendaki beristirahat di shelter 2, karena sudah mendekati puncak dan disini air masih tersedia, berbeda dengan shelter 3 yang kadangkala ketersediaan air menjadi kendala walau lebih dekat dari puncak gunung kerinci. sebelum puncak (alm. susi, 2 dari kanan)/dok. pribadiBerdasarkan pengalaman, untuk mengejar dan melihat pemandangan  keindahan sunrise dan menggapai puncak saat pagi untuk menghindari kabut yang bisa menyesatkan pendaki,  perjalanan dari shelter 2  menuju puncak dimulai dari jam 3 pagi, perjalanan disini akan disambut dengan pohon cantigi dan bila beruntung akan terlihat aneraka ragam bunga abadi edewlweis yang bermekaran di pinggir jurang. Setelah melewati  itu  akan disuguhkan pemandangan yang sangat indah, tidak ada lagi pepohonan dan terlihat awan-awan berada dibawah serta dari kejauhan Danau Tektonik tertinggi di Asia Tenggara yaitu Danau Gunung Tujuh yang tak kalah indah karena memiliki pasir putih yang menawan. [caption id="attachment_129368" align="aligncenter" width="300" caption="danau gunung tujuh/dok. pribadi"][/caption] Perjalanan menuju puncak diperlukan kehati-hatian karena bila tidak hati-hati akan bisa terjerumus ke jurang yang ada di pinggir jalur pendakian dan  energi bisa terkurang saat akan mencapai puncak, keletihan akan melanda pendaki ditambah lagi suhu yang sangat dingin bisa menyebabkan kram dan kemiringan sudah mencapai 60 - 70 derajat. Dalam pendakian yang saya lakukan, seorang teman terpaksa harus berhenti karena fisiknya tidak sanggup lagi melanjutkan perjalanan ke puncak. Namun segala keletihan, suhu yang dingin tanpa sadar akan segera hilang bila kaki sudah menginjak puncak, sujud syukur dan tangis bahagia mengiringi semilir angin yang berhembus kencang, pemandangan yang tak berujung segera menyadarkan bahwa manusia hanya 1 butir pasir di pantai yang maha luas, akan terasa kekerdilan dan kelemahan sebagai manusia yang hanya seorang makhluk, bukan pencipta. Kebesaran Tuhan benar-benar nyata dan terlihat di depan mata. [caption id="attachment_129367" align="aligncenter" width="300" caption="Membelakangi Gn. Kerinci/dok. pribadi"][/caption] Di puncak ini juga akan terlihat dari kejauhan keindahan samudera hindia yang luas dan beberapa kota di sumtera seperti bengkulu, padang dan jambi.**[ucuf]** *) Tulisan dipersembahkan untuk sahabat kami  Almarhuma Susi Apriyani yang telah menemani pendakian di Gunung Kerinci

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun