Mohon tunggu...
Uci Anwar
Uci Anwar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Karena Hidup Harus Bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Dresscode, Si Pisau Bermata Dua

9 Februari 2020   19:24 Diperbarui: 10 Februari 2020   09:58 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena menggunakan moda transportasi masal, seperti commuter line, MRT, kereta api, bis sejenis elf maka anggota bisa berceceran, alias kehilangan jejak temannya di tengah keramaian massa, jika tidak menggunakan dresscode.

Pada beberapa kesempatan treking, anggota Pemangku bisa bertambah dalam jumlah yang banyak, bisa mencapai 60 orang. Bayangkan bepergian dengan rombongan sebesar ini, dengan kendaraan "ngeteng" alias eceran, tanpa menggunakan dresscode. Bisa berceceran di tengah jalan.

dokpri
dokpri
 "Kalau sedang jalan di hutan, dari jauh kita bisa melihat dan menghitung anggota. Bahkan dari kejauhan. Lewat warna bajunya," kata Iwan BSN, Ketua Pemangku.

Di komunitas ini dresscode tidak melukai. Baju tidak harus bagus. Para pensiunanan yang rata-rata sudah berumur 60 tahun ke atas, bahkan 80 tahun, bebas menggunakan warna dresscode yang disarankan, yang memang sudah dimilikinya di rumah. Boleh polos. Ada yang bertulisan "Panitia HUT RI". Boleh merek kecap atau cat dinding. Bebasss. Anggota pun tidak malu malu memakainya. 

"Di sini asyiknya komunitas ini. Makin murah barang, makin bangga kita memakainya," kata Bebe, seorang anggota senior kelompok ini. Begitulah seharusnya dresscode. Tampil keren,  tapi tidak memberatkan. (Uci Anwar)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun