Mohon tunggu...
Arsad Rahim Ali
Arsad Rahim Ali Mohon Tunggu... Perencana Pembangunan Daerah

Bekerja di bidang perencanaan pembangunan daerah

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Blunder Gerakan Penurunan Stunting di Sulawesi Barat

22 April 2025   14:50 Diperbarui: 24 April 2025   06:03 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prevalensi Stunting Di  Sulawesi Barat kembali naik (Contoh:  Dokumen Pribadi)

Ditulis hasil SSGI tahun 2024 prevalensi tunting di sulawesi Barat kembali naik setelah tahun belumnya turun dari 35,0% di tahun 2022, turun menjadi 30,3% ditahun 2023, Namun Kemudian kembali naik di tahun 2024 menjadi 35,4%.

Terpantau oleh penulis terjadi Blunder*** Gerakan Penurunan Stunting di Sulawesi Barat. Sebelumnya gerakan penurunan prevalensi stunting menggunakan pendekatan 4+1 adalah strategi yang telah berhasil menurunkan angka stunting di wilayah Provinsi Sulawesi Barat dengan dengan 6 Kabupatennya. 

Program ini di canangkan oleh Pj Gubernur Sulbar Prof. Zudan Arif Fakrulloh ditahun 2023. Gerakan Ayo ke Posyandu, yang bertujuan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemeriksaan kesehatan dan intervensi dini pencegahan kasus baru stunting.

Pendekatannya dengan formula 4+1 mencakup:

  • Intervensi spesifik terhadap anak-anak yang mengalami stunting.
  • Peningkatan akses dan mutu  gizi bagi ibu hamil dan balita.
  • Peningkatan layanan kesehatan melalui posyandu dan fasilitas kesehatan.
  • Edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting. +1. Kolaborasi lintas sektor, termasuk pemerintah, masyarakat, dan organisasi terkait.

Namun upaya yang bagus ini harus berhenti dengan pindahnya Pj Gubernur Sulbar Prof. Zudan Arif Fakrulloh ke Pj Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan. Para pejabatnya kembali ke pola lama, dengan upaya penurunan prevalensi stunting digantikan dengan penanganan kasus stunting alias penaganan kasus stunting lama.

  • Penurunan Angka Perkawinan Anak.
  • Peningkatan Akses Pangan Keluarga yang Berkualitas.
  • Peningkatan Akses Sanitasi, Air Bersih yang Layak dan Aman.
  • Peningkatan Akses Layanan Kesehatan.
  • Penguatan Peran Kelembagaan Tim Percepatan Penurunan Stunting.

Gerakan Ayo ke Posyandu yang berhasil menurunkan prevalensi stunting  dari 35,0 persen di tahun 2022 menjadi 30,03 persen di tahun 2023, turun sebesar 5%, tidak bisa dipertahankan di tahun 2024. Prevalensi  Stunting kembali naik menjadi 35,4%. Setelah gerakan Ayo Ke Posyandu digantikan dengan  Gerakan MATANNING (Mari Tangani Stunting).

"Gerakan Ayo ke Posyandu" lebih menekankan penurunan stunting berdasarkan  pencegahan kasus baru stunting, yang menurut kajian penulis sekitar 10-12 anak setiap hari terjadi kasus baru di Sulawesi Barat, bila dapat dicegah 1-2 kasus baru tiap harinya, maka  dapat menurunkan stunting 1-5 % dari prevelensi yang ada. Sebaliknya Gerakan MATANNING (Mari Tangani Stunting) artinya mari tangani kasus stunting, lebih kepada Penanganan Kasus Stunting yang bersifat irreversibel** lalai dalam mencegah kasus baru 1-2 anak saja dapat meningkat prevelensi yang telah ada.

Gerakan “ AYO  KE POSYANDU” mencegah kasus baru digantikan dengan Gerakan MATANNING (Mari Tangani Stunting) adalah gerakan blunder.  Prevalensi stunting yang sudah turun, harus kembali naik.

Ket.

  • ** irreversibel : dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai hal yang tidak dapat diubah. Dalam konteks pengertian stunting, anak-anak dengan stunting yang ditemukan 1000 HPK tidak dapat diubah atau ditangani dalam tahun dimana stunting ditemukan.
  • *** Blunder menurut KBBI adalah kesalahan yang cukup serius dan memalukan yang disebabkan oleh kebodohan, kelalaian, ataupun kecerobohan. 

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun