Mohon tunggu...
UBAIDILLAH
UBAIDILLAH Mohon Tunggu... Pemerhati Bahasa dan Budaya

Menulis adalah cara saya merekam jejak pikiran. Seorang pengajar sekaligus peneliti yang gemar menautkan ilmu dengan realitas sehari-hari. Lewat Kompasiana, saya ingin berbagi catatan, refleksi, dan opini agar tetap terhubung dengan publik yang lebih luas

Selanjutnya

Tutup

Trip

Laut Kaspia: Danau Milik Lima Negara

21 September 2025   16:01 Diperbarui: 21 September 2025   16:01 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tepi Laut Kaspia, Baku 30-09-2024 (Sumber: Dokumen Pribadi Penulis)

Laut Kaspia sering disebut laut, meski sebenarnya adalah danau terbesar di dunia. Dengan luas lebih dari 370 ribu kilometer persegi, perairan ini membentang di antara lima negara: Azerbaijan, Rusia, Iran, Kazakhstan, dan Turkmenistan. Baku, ibu kota Azerbaijan, berdiri di tepi baratnya dan berkembang karena kedekatannya dengan Kaspia.

Sejak abad pertengahan, Kaspia menjadi jalur perdagangan penting yang menghubungkan Asia Tengah dengan Kaukasus dan Eropa. Barang-barang dari timur, seperti sutra dan rempah, bergerak melalui pelabuhan-pelabuhan kecil menuju barat, sementara logam dan tekstil dari barat mengalir ke Persia. Jalur ini menjadikan Kaspia bagian dari sistem Jalur Sutra.

Sejak abad ke-16, Kaspia juga menjadi arena perebutan kekuasaan. Persia Safawi dan Rusia memandang laut ini sebagai wilayah strategis. Pada abad ke-18, Peter the Great menggunakannya sebagai akses ke Asia Tengah, sementara abad ke-19 menyaksikan serangkaian konflik Rusia-Persia untuk menguasai garis pantai.

Perubahan besar datang pada abad ke-19 ketika minyak ditemukan di sekitar Baku. Dalam waktu singkat, wilayah ini menjelma menjadi salah satu pusat produksi minyak dunia. Pada awal abad ke-20, hampir separuh minyak dunia diproduksi di kawasan Kaspia. Perkembangan ini mengubah Baku dari kota pelabuhan menjadi kota industri yang menarik ribuan pekerja dan investor.

Selain minyak, Kaspia juga penting bagi kehidupan lokal. Laut ini menjadi sumber ikan, terutama sturgeon, yang menghasilkan kaviar terkenal. Nelayan Azerbaijan menggantungkan hidup mereka pada hasil tangkapan ini selama berabad-abad. Di sepanjang tepi laut, ruang publik seperti Baku Boulevard dibangun sejak masa Tsar Rusia, lalu diperluas di era Soviet, dan hingga kini menjadi salah satu destinasi utama warga dan wisatawan.

Namun, eksploitasi sumber daya membawa dampak lingkungan. Tumpahan minyak, limbah industri, dan penangkapan ikan berlebih mengurangi kualitas air dan mengancam keanekaragaman hayati. Selain itu, status hukum Kaspia lama diperdebatkan: apakah harus diperlakukan sebagai laut atau danau. Perjanjian yang ditandatangani pada 2018 oleh lima negara pesisir berupaya menyelesaikan masalah ini dengan menetapkan pembagian hak eksploitasi dan navigasi.

Kini, Laut Kaspia tetap memainkan peran ganda bagi Baku: sebagai sumber daya ekonomi dan sebagai ruang hidup masyarakat. Di tepinya berdiri infrastruktur modern, sementara di perairannya beroperasi platform minyak. Hubungan Baku dengan Kaspia adalah hubungan yang membentuk identitas kota itu sendiri, dari masa perdagangan Jalur Sutra, era imperial Rusia dan Persia, hingga menjadi salah satu pusat energi global pada abad ke-20 dan 21.

Kaspia tidak hanya menandai peta, tetapi juga membentuk arah sejarah Azerbaijan. Bagi Baku, kedekatan dengan Kaspia bukan pilihan, melainkan kenyataan geografis dan historis yang terus membentuk jalannya hingga kini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun