Mohon tunggu...
Ufuqdhani Sumbayak
Ufuqdhani Sumbayak Mohon Tunggu... -

Hanya manusia biasa, berjalan dalam keadaan yang ada, belajar bersyukur dalam nikmat yang ada tetapi tetap berusaha.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Indonesia Raya Indonesia Rayap

29 Agustus 2010   03:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:37 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bait - baitmu mengundang secerah senyuman
mengapa terlahir para pecundang ?
syairmu menyelimuti persahabatan
mengapa terlahir pembodohan ?

Dimana sekarang ibu pertiwi?

Banyak kasus tak terungkap
semua habis di telan cakap
senyum manis jaim, menjaga sikap
takut menjelang tertangkap
akhirnya memakai perangkap
buah coklat dipaksa diungkap
temanpun bernafas di dalam sekap

Raya….. raya…..
itu hanya promosi
rayap…. rayap….
itu benar obsesi terrealisasi

Persetan dengan setan
ku tahu kita tak berteman
bicaralah para veteran!
mari melawan
bila perlu makilah walau begitu perlahan
kau empunya warisan

Apakah ibu pertiwi terlalu renta mengenal demokrasi ?
Apakah ibu pertiwi terlalu balita mengenggam kekuasaan hingga lupa daratan

Jawablah rumput liar
hatiku tak berbusana lagi

Masih di sini, 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun