Mohon tunggu...
Mustyana Tya
Mustyana Tya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, jurnalis dan linguis

Seorang pejalan yang punya kesempatan dan cerita

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

MBloc, Kenangan Gleen Fredly dan Kesakitan 98

17 Juni 2021   15:47 Diperbarui: 17 Juni 2021   16:24 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk milenial Jakarta, pasti udah tahu ada tempat nongkrong baru namanya MBloc. Sesuai namanya, tempat nongkrong ini ada di Blok M, samar ingatan saya tempat apa ya ini dulu. Cuma letaknya ada di dekat terminal Blok M dan di depan Kejagung yang kebakaran beberapa waktu lalu.

Seperti biasa, saya ke sini dengan impluitas dan tanpa rencana. Setelah pulang meeting dengan PLN yang letaknya juga di sekitaran Blok M. Saya benar-benar baru tahu ada tempat ini dan termasuk yang ketinggalan setelah semua orang udah foto-foto untuk feed instagram mereka hahah. 

Kebetulan saya datang malam, dan memang kumpulan kafe dan tempat nongkrong ini lagi rame-ramenya. Bahkan banyak seliweran Grabwheel dimana-mana. Norak khas Jakarta.

Saya dan teman saya bahkan seimplusif ngajakin temen kami yang lagi di kosan untuk mampir makan malam di sini. Jadi selama tunggu teman kami satu lagi, saya berkeliling dulu mencari tempat makan yang nyaman sekaligus ramah kantong. 

Kuliner yang ditawarkan cukup beragam ada Indonesia, ice cream sampai western. Di sini bukan cuma mejeng kafe-kafe aja tetapi juga toko-toko tematik kayak tempat komik, jualan piringan hitam, jamu, kaos dan lain-lain yang gak mainstream, unik! Dan rasanya emang jadi sarang untuk kaum hipster ibukota.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Ternyata, bukan cuma itu saudara-saudara sebangsa! Ada satu toko yang paling rame sekaligus paling berisik. Pas saya masuk saya langsung disodori plamfet yang isinya soal Semanggi II. Kalau masih ingat, Semanggi II itu tragedi berdarah mahasiswa yang ditembaki sama TNI waktu rusuk 98. 

Seketika langsung bergidik dan inget novel Laila Chudori Laut Bercerita. Saya langsung screening sekitar, kumpulan anak muda mengerubungi bapak-bapak yang sedang bercerita. Samar saya dengar ternyata itu adalah bapak yang kehilangan anaknya di Semanggi II dan masih keras menuntut keadilan.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Ada pojok display juga di sini, saksi bisu tragedi ini. Baju-baju bekas tembakan dengan cipratan darah dan menyalahkan Wiranto sebagai bagian aktor pembunuhan ini. Hm....Saya tertarik ikutan nimbrung tapi teman saya sudah menarik saya untuk pergi dan mencari tempat lain.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Di belakang Mbloc ada juga kafe yang menarik dan dinding-dinding mural yang jadi latar para selebgram foto. Muralnya ga gitu ciamik ada juga yang kelihatan asal tapi lumayan menambah semarak Mbloc. Lucunya juga ada beberapa tanaman hidroponik yang dipamerkan seolah mereka bilang klo makanan di sini sehat.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Di sebelah tembok mural ini ada kedai yang mencolok namanya Oeang. Tempatnya paling besar dibandingkan dengan kedai yang lainnya. Penasaran dengan ini, kita pun masuk. 

Saya langsung tertuju dengan papan menu yang luamayan untuk kaum menengah, tapi rata-rata menu yang disajikan snack. Trus desain rusty dan fabric juga menyita perhatian dan orang-orang menyukainya untuk tempat kongkow2. 

Apalagi bisa bebas minum-minum alkohol dan merokok, itu yang bikin saya gak nyaman. Sebenarnya dia punya lantai atas, tetap sempit dan memanjang. Entah kenapa, akhirnya kita turun dan keluar karena ntah mengapa merasa gak nyaman.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Saya juga pergi ke satu area pameran, dan papasan sama Sandy Sandoro yang santai banget jalan di keramaian. Ternyata tempat ini emang tempat mainnya para musisi, pas masuk area pameran bener saja sobat karibnya, Gleen Fredly lagi ngobrol. 

Pas diperhatikan ternyata dia lagi gelar pameran foto di Sumba bareng istrinya, eksotis banget! Keren makjib lah foto-fotonya seolah menjawab teka teki soal istrinya yang pedangdut itu.

Sambil menikmati jepretan foto di Sumba, saya curi-curi pandang ke Glenn tanpa pikiran mau foto. Tapi teman saya menyikut saya dan bilang, "foto bareng yuk" yaudah kita putusin minta foto tapi tunggu dia selesai ngobrol dulu. 

Pas udah kelar buruan kita samperin dan sumpah orangnya baik banget. Bahkan langsung ambil alih hp supaya dia jepretin karena tangan dia lebih panjang wkwkwkw...Senyum hangat dia masih membekas walau udah tiada. RIP Gleen.

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Setelah muter-muter sampe pegel, akhirnya kita pilih makan di Mbok Ndoro yang punya spesialisasi makanan rumahan dan prasmanan. Sebenernya makanannya soso aja gak terlalu enak banget dan hanrganya sekali makan bisa Rp 50 rb, cuma ntah kenapa di sini rame. Pas saya mau bayar ternyata mereka ga terima cash, cuma terima gesek. Eh! dan semua toko begitu semua cashless, bagus juga. 

Habis dari sini, kita bergeser ke Kebun ide yang punya banyak ice cream home made dengan aneka rasa. Waktu itu saya pesan rosemary, rasa yang cukup aneh tapi tetep nyaman di lidah walau kecut sedikit. 

Di kedai yang konsepnya mirip rumah ini kita ngobrolin macem-macem, sampai "Ting" ada WA masuk dari teman saya di SG. Saya baru ingat kalau beberapa hari lagi saya tugas di sana. Nampaknya dia gak mau kami berakhir seperti ini padahal mau ketemuan. 

FYI aja ini orang emang ngambekan parah dan saya males banget sama orang yang moody an parah. Jadi harus mikir dulu klo ngomong mood dya lagi kek gmna. Sebab klo lagi jelek, keluar kata-katanya nyakitin hati. Tapi nanti lagi cerita soal orang ini yang kadang manis kadang kecut mirip rosemary yg lagi saya makan. hehehe.. Cerita lainnya lihat di sini.

 


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun