Mohon tunggu...
Mustyana Tya
Mustyana Tya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, jurnalis dan linguis

Seorang pejalan yang punya kesempatan dan cerita

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kesultanan Bacan: Mahkota Seleksi ala Harry Potter dan Batu Bacan 1,5 Ton

22 April 2021   14:47 Diperbarui: 22 April 2021   14:52 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah saya sightseeing sebentar di jembatan batu bacan, saya langsung geser ke masjid peninggalan kesultanan Bacan. Saya gak eksplorasi lebih lanjut jambatan fenomenal itu karena saya dan tim berbagi tugas untuk menelusuri isu-isu tertentu. Tapi tentu saja saya nggak mau melewatkan begitu saja dan tetap menyesap sedikit aja meski kadang malah curi-curi dengar.

Seperti yang saya lakukan ketika tiba di masjid kesultanan Bacan. Saya curi dengar saat teman saya sedang itvw ke marbot masjid. Sebenernya saya baru tahu lho ada nama kesultanan ini. Wajar kali ya karena letak kesultanan ini jauh dari ibu kota plus gak punya power kayak kesultanan lainnya tapi tetap saja sejarahnya eksotis banget.

Jadi juru kunci masjid ini mengatakan masjid ini sudah dibangun dengan bentuk unik sedemikian rupa sejak zaman Belanda. Bentuk atapnya bukan kubah tapi limas, hal menarik lainnya di sebelah masjid ini ada makam-makam keramat serta katanya ada tempat wudu yang juga dipercaya warga mendatangkan manfaat. Makanya warga-warga di sini sering mandi kalau punya hajat. Mereka juga melempar koin-koin.

Menariknya dari sejarah Kesultanan Bacan ini, kesannya mereka sangat kooperatif terhadap Belanda. Jadi saat Belanda datang, mereka malah menyewakan lahan karet buat dikelola Belanda. Trus udah gitu Kesultanan Bacan malah minta dibangunkan masjid. Ya, masjid ini. Karena udah dikasih angin, Belanda malah makin resek memonopoli macam-macam, utamanya soal hasil bumi. Tapi entah kenapa, kesultanan pun makin banyak mengadakan perjanjian. Perilaku kayak gini, malah saya anggap sangat kooperatif. Kemudian penjaga masjid itu mengatakan hubungan kesultanan dengan Belanda bukan penjajahan tapi kerja sama. Heh, aneh. Mungkin sultannya dulu merasa VOC menguntungkan dan mendatangkan uang.

dokpri
dokpri
Lebih lanjut mengenai kesultanan, kami dapatkan malam harinya saat juru kunci alias humas kesultanan kami wawancarai di rumah sang sultan. Sama seperti sebelumnya, dia menekankan bahwa kesultanan tidak pernah dijajah melainkan semua murni kerja sama. Dia pun menunjukkan beberapa nota perjanjian dengan Belanda, termasuk penggunaan mata uang bersama. Mata uang yang sarat muatan Belanda itu dikatakan merupakan hasil persetujuan kedua belah pihak. Bagaimana pun juga Kesultanan Bacan juga pun hal unik lainnya, misalnya rumah sultan yan jadi safe house Megawati saat ada kerusuhan yang melibatkan PDIP dan pemerintah kala itu.

Ada juga cerita Batu Bacan seberat 1,5 ton yang sebenernya ditemukan di Pulau Kasiruta lalu dibawa ke Bacan sebagai simbol kedigdayaan. Dulu katanya kalau batu bacan ini dijual , bisa sampai miliaran rupiah, nyatanya juga batu bacan ini justru dipamerkan di depan rumah sang sultan tanpa ada atap memayunginya. Oh iya ngomongin sultan, dimanakah dia berada? ternyata rumah tua ini tidak dihuni sultan melainkan para pembantunya. Di dalam rumah jadul ini banyak foto-foto sultan dari puluhan tahu lalu. Sang sultan terpilih ternyata malah memilih berdiam di Amerika karena bekerja di sana sebagai ahli IT. Lalu saya mikir lagi, mungkin sejak dulu para sultan sudah condong ke Barat daripada tinggal untuk membangun bangsa wkwkwk....

dokpri
dokpri
Renungan saya soal keberadaan sang sultan, kemudian mengantarkan saya pada mahkota sultan yang disimpan di lemari kaca. Apa istimewanya mahkota ini?  Mahkota dengan bulu burung merak dan bebatuan manik berwarna warni ini konon katanya bisa memilih sultannya sendiri. Mirip-mirip topi seleksi harry potter. Ajaib, misalnya siapa yang tidak masuk kepalanya atau kebesaran saat memakainya maka orang tersebut tidak bisa menjadi sultan.

dokpri
dokpri
Hal ini karena, mungkin perangainya buruk. Saya diwanti-wanti oleh kakek itu, untuk tidak berfoto jika saya sedang tidak suci alias menstruasi.Tapi untungnya saya sedang bersih. Anehnya lagi, semua orang yang berfoto dengan mahkota ini tanpa izin menghasilkan fotonya blur. Fotografer saya mencoba mengambil diam-diam foto mahkota itu tadinya dan hasilnya semua blur. Wah serem uga. Saya juga sebenernya tidak ada niat untuk foto bareng sama si mahkota, eh tapi disuruh-suruh hahah yaudah lah. Justru fotonya malah bagus. 

Nah, begitu lah kira-kira gambaran kesultanan Bacan, gimana menurutmu? cerita lainnya lihat di sini.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun