Mohon tunggu...
Mustyana Tya
Mustyana Tya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, jurnalis dan linguis

Seorang pejalan yang punya kesempatan dan cerita

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Hilang Koper di Bandara Haneda sampai Cobain Jamban Jepang

26 Maret 2021   14:37 Diperbarui: 26 Maret 2021   14:38 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampai di bandara Haneda ada insiden tak terduga terjadi. Tadinya saya fokus dengan staf bandara yang melayani kita dengan sangat awkward, saya rasa dia anak baru atau anak magang. Jadi wanita muda ini, kayaknya bertugas mengarahkan kemana penumpang maskapai harus laporan visa dan mengambil bagasi. 

Saat saya samperin, dia kikuk dan gak bisa bahasa inggris duh elah. Dan akhirnya, kejadian tak terduga pun datang. Salah satu peserta tur ini hilang koper. What! itu isinya baju semua sih tapi ya masa selama 4 hari dia pake baju itu aja. Gimana ceritanya. 

Si bapak yang kelihatan sedikit arogan ini pun langsung memarahi mbak-mbak kikuk tadi. Menanyakan keberadaan kopernya. Nah, celaka kan si mbaknya gak bisa bahasa Inggris juga. 

Saya sebenernya ingin bantu berhubung si bapak bahasa Inggrisnya belepotan tetapi tetap pede yaudah lah. Silakan diurus saya tunggu (jahat amet saya). 

Akhirnya si mba ngibrit ke atasannya yang ternyata bisa bahasa Inggris. Akhirnya keberadaan kopernya nanti akan dilacak dan diantarkan ke hotel kami. Sebenernya saya sedikit merasa kasian dengan orang-orang Jepang itu, saya percaya mereka profesional dibanding di negara kita. Tapi si bapak peserta ini maki-makinya dan intonasinya ga santai jadi muka-muka orang Jepang itu pada pucat pasi. Duh... 

Alhasil, dalam waktu sekitar 8 jam, koperpun kembali. Bener kan, orang payung aja di sini bisa balik lagi (katanya) gimana koper. Entah kenapa perasaan saya jadi nggak nyaman setelah kejadian ini. 


Setelah keluar bandara rombongan kami pun bertemu dengan tour guide yang merupakan mahasiswa Indo. Saya melihatnya juga bersikap kikuk, kenapa ya? apa jepang membuatnya jadi begitu. Setelah mengabsen dia langsung mengurus kartu freepas kami selama 3 hari. Ini untuk bus dan juga subway. Sama kayak singapore, tinggal tap semua bisa jalan. 

Saya lihat dia sedikit kebingungan padahal udah tinggal lama juga di Jepang. emang sih susah menemukan stasiun-stasiun di jepang yang banyak begitupun pintu keluar masuk serta jalurnya. 

Ruwetnya peta bisa dilihat di video saya. Oke kami excited banget pertama kalinya naik subway, semua serba rapi dan semua kanji bergelantungan di atap-atap kereta. 

Saya memandangi pekerja kantoran yang tampak bermuka tidak ramah. Benar saja mereka memandangi kami yang berisik karena heboh liat pemandangan sepanjang subway. 

dsc05713-1-605d8cf98ede4864f845f1f2.jpeg
dsc05713-1-605d8cf98ede4864f845f1f2.jpeg
Rumah-rumah seperti milik nobita berseliweran di sepanjang perjalanan subway kami. Ih gemes banget. Yang paling bikin penasaran juga banyaknya vending machine minuman yang buanyak banget jenisnya, kayak mau cobain aja semua. 

dsc05719-1-605d8cc1d541df1729290912.jpeg
dsc05719-1-605d8cc1d541df1729290912.jpeg
Pertama, saya coba icip-icip green tea dan ternyata rasanya ringan dan pure banget green tea jadi rada pait. Wah jadi mau coba rasa yang lain. Setelah 2-3 kali transit kami akhirnya sampai juga di stasiun dekat hotel kami. 

Jadi emang di setiap stasiun ada lift untuk manula sama anak yang bawa stroller tapi kita ikutan  karena kita bawa-bawa koper juga kan. 

dsc05737-1-605d8cdfd541df7c6634a5d5.jpeg
dsc05737-1-605d8cdfd541df7c6634a5d5.jpeg
Parahnya lagi ada satu dua stasiun yang gak ada liftnya duh, kayaknya sih ada tapi kita bolak-balik ga nemu. Udah gitu mereka kan pintu keluarnya banyak banget. Sumpah bikin bingung. Fix gak bisa kalau ke sini sendirian. 

Jadi karna gak ada lift, terpaksa deh laki-laki bergantian membawa koper yang segede gaban. Saya yang cuma bawa carier itu juga berat boo... Hotel kami terletak di Asakusa dekat sama kuil asakusa yang terkenal. 

Kami pun melewatinya, saya nggak sangka kalau kuil ini terkenal, saya baru tahu wkwkwkw... setelah saya melihat banyak orang foto di depan gapura dan lampion gede berwarna merah. 

dsc05722-1-605d8d6d8ede487850538a02.jpeg
dsc05722-1-605d8d6d8ede487850538a02.jpeg
Setelah adegan gotong menggotong, kami sedikit kelelahan tapi belum juga sampai hotel. Ya, kami harus berjalan lagi lagi sampai 15 menit. Kacaunya lagi pake acara mampir-mampir buat beli baju. 

Nah, bagian ini saya nggak suka, kita tuh (org indo) suka ngacak2 dagangan orang dengan songongnya trus kaga beli kan nggak enak. Hmmm

Akhirnya bangunan hotel kami kelihatan setelah melewati banyak penyebrangan. Tour guide langsung mengurus semuanya etapi kami belum boleh masuk karena belum jam check in. 

Akhirnya, kami pun meninggalkan barang di hotel saja dan sedikit bersih-bersih. Inilah untuk pertama kalinya saya mencoba toilet alias jamban Jepang yang fenomenal dengan banyaknya tombol. 

dsc05729-1-605d8d46d541df2ee2399b62.jpeg
dsc05729-1-605d8d46d541df2ee2399b62.jpeg
Mungkin sekitar 15 menit saya menekan banyak tombol wwkwk... ada yang air hangat dan gaya semprotan depan belakang sampai suara aliran air supaya gak sepi pas pup kali ya. Wah takjub banget. 

Katanya jamban ini banyak dirindukan pelancong mancanegara karenanya nyaman banget. Iya sih, jadi pas boker kayaknya bokong kita sampai lubang anus di treatment dengan baik wkwkwkw. 

Saya pun sigap lap-lap sedikit ini itu, dan bersiap makan siang di daerah Harajuku. Wah, langsung banget nih ke harajuku. asik.... lagi-lagi kemalangan menimpa saya apa tuh. Tungguin ceritanya. Lihat cerita lainnya di sini.

 


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun