Mohon tunggu...
Mustyana Tya
Mustyana Tya Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, jurnalis dan linguis

Seorang pejalan yang punya kesempatan dan cerita

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Soto Banjar, Pasar Apung, dan Sunrise di Banjarmasin

25 Oktober 2020   16:21 Diperbarui: 3 November 2020   16:57 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah sekian tahun, saya akhirnya mampir juga ke Pulau Kalimantan. Pulau bikin saya penasaran banget. Saat itu tujuan saya adalah Banjarmasin menghadiri acara Polda Kalimantan Selatan yang naik derajatnya jadi Polda kelas A. 

Saya tuh baru pulang dari Singapura semalam dan harus liputan pagi dengan pesawat jam 5 pagi dari jakarta, acara sendiri jam 9 pagi. Gimana gak mepet-mepet dan kecapean tuh. 

Beruntung pas sampai lokasi liputan, acara belum mulai. Jadi setelah meliput acara sampai selesai, kewajiban saya selanjutnya adalah berkenalan alias setor muka sama bapak-bapak polisi. 

Emang rezeki anak soleh dari Allah saya pun ditawari untuk upgrade hotel yang  tadinya cuma amaris jadi hotel bintang 4 Aria Barito heeee..... dan ternyata si pak polisi ga perlu lama pesennya, saya tinggal bilang atas nama siapa langsung bisa masuk ke hotel. 

Ternyata kamar hotelnya gede banget, saya mungkin dapat kamar yang superior atau deluxe ya pokonya bednya king size dengan luas ruangan segede ruang tamu rumah saya hahahah....

Tapi gak boleh santai karena saya harus mulai bekerja sembari kontakan dengan orang agensi bahwa saya mau diantar besok pagi jalan-jalan lihat pasar terapung. Dia pun mengiyakan bahkam mentitahkan drivernya untuk siap sedia mengantar saya kemana juga buat cari makan. 

Selepas magrib tiba-tiba tak ada kabar dan saya pun malas merepotkan orang, jadilah saya sendirian keluar hotel untuk cari soto banjar yang enak pakai gojek. Ternyata sudah tutup. sedih. Untungnya, di depan masih ada yang jualan. Menurut saya, soto banjar itu kek gimana ya... seperti soto pada umunya ada telur, sayuran dan kuah putih dengan koya tapi porsinya lumayan banyak. 

Sehabis makan, jam masih menunjukkan pukul 8 malam maka saya putuskan untuk beli oleh-oleh karena khawatir besok tak sempat. Nah, saya kembali memakai Gojek kali ini saya apes karena map dan abang gojek ga tau toko oleh-oleh tujuan saya, apalagi saya. Kami berputar-putar beberapa kali tapi hasilnya nihil karena map yang menunjukkan toko oleh-oleh telah menjadi toko handphone. 

Saya pun minta diturunkan, dan kembali memesan gojek lagi dengan perasaan was-was takut keburu tutup. Kali ini saya random mengisi tujuan, saya langsung bilang ke abang Gojek untuk anter saya ke toko oleh-oleh yang dia tahu.Untung lagi ada yang masih buka. Meski tokonya mini saya terkesan dengan interiornya yang ada perahu-perahu ala pasar pung gitu. Saya pun suruh foto di sana untuk instagram mereka. eaaaaa...

Di toko itu sebagian oleh-oleh yang ditawarkan kerupuk ikan berbagai bentuk. Kalau saya sih pasti langsung menyasar ke kain sasaringan yang khas di sini. Kainnya bagus saya suka motif-motifnya.

dokpri
dokpri
Keesokan harinya saya sudah diingatkan untuk bangun sebelum subuh mulai dari jam 4 saya bangun saya telp agensi saya, gak ada jawaban. Yah, mungkin mereka kecapean sampai lupa kali klo saya mau ke Pasar Apung Lok Baintan yang lumayan jauh dari pusat kota dan sering dibilang lokasi asli pasar terapung. 

Jam menunjukkan setengah 6, saya baru dikabari kalau mau dijemput. lhaaaa....Bersyukur sih akhirnya jadi juga. Langsung tancap gas dan naek perahu yang disewa dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. 

Sebenarnya saya khawatir tertinggal momennya karena pasar itu aktif dini hari hari sementara kita baru mau naik perahu hiks. Tapi saya lumayan terhibur karena sunrise di atas perahu cantik banget hingga
 menghasilkan nuansa yang dramatis nan indah. 

Sepanjang jalan selain menikmati sang surya, kami beberapa kali berpapasan dengan rombongan ibu-ibu berperahu berjejer. Sungguh unik. Semua perahu dioperasikan oleh para ibu-ibu perkasa. Banyak juga pemukiman di daerah menujuk Lok baintan, mereka benar-benar menjadikan sungai yang coklat ini sebagai nyawa mereka untuk mandi, cuci piring sampai gosok gigi. Nah, ini bagian yang menjijikan menurut saya. 

"Kita sudah sampai!", perahu mendadak berjalan perlahan, menghampiri gerombolan ibu-ibu berperahu yang masih tersisa. Sekitar 20 perahu saat itu tidak padat seperti yang ada di iklan RCTI haha. Saya tahu kalau saya terlambat. 

Sebagian perahu juga merupakan pengunjung yang tampak sudah lama di sana. Satu dua tiga perahu mulai menghampiri kami. Dengan setengah memaksa, ibu-ibu itu memelas supaya dagangannya dibeli. Saya lihat dagangannya es teh, pisang, gorengan aja ada juga buah-buahan ya semua harganya dipatok sesuka hati kayaknya.  

Akhirnya saya beli teh hangat, tapi baru satu teguk, si agensi bilang kalau teh itu dari air sungai martapura ini yang barusan saya lihat ada yang buang air di sini. Makasih lho. Langsung saya gak minum lagi air yang rasanya getir itu. Tapi katanya yang minum air ini akan kembali lagi ke Banjarmasin hahaha...

dokpri
dokpri
Lalu agensi saya beli pisang seharga 10 ribu sesisir tapi kecil-kecil banget. Si agensi menawarkan saya untuk ikut si ibu keliling dengan perahu kayunya. Saya takut sih tapi penasaran. Takut karena saya enggak bisa berenang hahahaha.... apalagi airnya udah tinggal beberapa cm masuk perahu. Makanya sepanjang naik perahu keliling lengkap dengan topi cuping saya ketakutan, mukanya tegang. 

"Bu pulang bu pulang" hahaha begitu saya berujar terus-terusan. Si ibu mencoba menenangkan "Gak apa-apa bismillah" sembari keikutan tegang juga hahahaha....

Ini merupakan pengalaman yang bakal saya inget seumur hidup saya hahaha... saya cuma perlu menaklukan ketakutan untuk bisa berani mencoba pengalaman baru dan seru. Bener ga?! Videonya lihat di sini. Cerita lainnya di sini.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun