Mohon tunggu...
tya PGSD
tya PGSD Mohon Tunggu... -

saya tya pranita. kuliah di PGSD UNS KAMPUS VI KEBUMEN....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melatih Anak Berfikir Kritis dan Kreatif

30 November 2010   01:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:11 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Penyampaian materi yang dilakukan guru pastilah memiliki strategi maupun metode serta teknik pembelajaran yang berbeda-beda. Setiap guru dalam menggunakan strategi , metode dan teknik dalam mengajar semuanya itu bertujuan agar siswanya menjadi pandai. penting dan manfaatnya suatu strategi dalam pembelajaran, namun dalam menyusun strategi harus di ciptakan terlebih dahulu apa tujuan guru dalam membelajarkan siswa, serta siswa tidak hanya menjadi subyek saja melainkan obyek dari pembelajaran. Dalam suatu strategi dapat mencakup hal-hal yang kompleks didalamnya. Dimana sudah termuat tujuan,aktivitas,individualitas, dan integritas seperti pendapatnya Wina Sanjaya, serta sesuai dengan PP no 19 tahun 2005. metode merupakan suatu alat yang diperlukan untuk menjalankan suatu strategi, metode dalam pembelajaran memiliki banyak macam, tergantung bagaiamana guru itu dalam menggunakan dan menerapkan dalam pembelajaran di kelas. Selain strategi dan metode dalam pembelajaran masih ada hal lain yang masih harus diperhatikan yaitu teknik dalam pembelajaran. Terkadang metode dan teknik sulit dibedakan pengertiannya, bahkan ada yang mengangap sama. Teknik dan taktik mengajar merupakan bagaimana melakukan atau melaksanakan dari suatu metode atau cara seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode. Sehingga teknik dan taktik ini bersifat individual tergantung sipa yang mengajar, walau sama-sama menggunakan metode mengajar yang sama namun taktik dan teknik yang digunakan setiap guru berbeda-beda.

Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak 1942. Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini (Patrick, 2000:1). Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik.

Dalam taksonomi belajar, menurut Bloom, keterampilan mengevaluasi merupakan tahap berpikir kognitif yang paling tinggi. Pengukuran indikator-indikator yang dikemukan oleh beberapa ahli di atas dapat dilakukan dengan menggunakan universal intellectual standars, yaitu standardisasi yang harus diaplikasikan dalam berpikir yang digunakan untuk mengecek kualitas pemikiran dalam merumuskan permasalahan, isu-isu, atau situasi-situasi tertentu. Pembelajaran kritis adalah agen untuk melakukan perubahan tatanan sosial guna membentuk masyarakat baru (berbeda dan lebih baik), yaitu dengan menjadikan pembelajaran sebagai pilot project, berarti kita berbicara tentang sistem pemberdayaan yang menyeluruh dan melampaui batas-batas teori dari doktrin tertentu dan yang tersedia, serta berbicara tentang keterkaitan antara teori dan permasalahan yang dihadapi.

Pembelajaran kritis mensyaratkan prinsip-prinsip pembelajaran yang bertujuan untuk memanusiakan manusia. yaitu merupakan proses dimana pendidik membantu peserta didik untuk mengenal dan mengungkap kehidupan yang senyatanya secara kritis. Dalam pembelajaran kritis para pendidik harus bekerja dengan berdasarkan pengalaman anak didik dalam proses pembelajaran. Murid sebagai orang dewasa diasumsikan memiliki kemampuan aktif untuk merencanakan arah, memilih bahan dan materi yang dianggap bermanfaat, memikirkan cara terbaik untuk belajar menganalisis dan menyimpulkan serta mampu mengambil manfaat pendidikan. Fungsi guru adalah sebagai fasilitator dan bukan menggurui. Pemahaman karakteristik belajar guru sebagai adult learners, akan membantu pimpinan atau pemangku kepentingan sekolah dalam mendesain bentuk-bentuk pembelajaran efektif bagi pengembangan profesionalitas mereka.

Menurut teori hemisphere atau belahan otak atau juga sering disebut teori otak kanan otak kiri, otak terbagi kedalam dua belahan yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua belahan otak ini terdiri dari cerebralcortex atau neocortex termasuk belahan sistem limbic-nya. Kedua belahan otak ini dihubungkan oleh tiga penghubung yaitu Corpus Colasum, Hippocompal Commissure, dan Anterior  Commissure. Belahan otak kiri (left cortex) mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan sedangkan belahan otak kanan (right cortex) mengendalikan bagian tubuh sebelah kiri. Teori belahan otak kanan adalah belahan otak yang berfungsi dalam hal berkreativitas. Belahan otak kiri berperan dalam kegiatan motorik (motor sequence) yaitu berhubungan dengan logika, analisa, bahasa, rangkaian dan matematika. Belahan otak kiri berespons pada pendapat.

Kreatifitas merupakan salah satu kebutuhan kita dalam mengembangkan otak kita. Kreativitas begitu bermakna dalam hidup Karena dengan kita berkreatif kita dapat memunculkan ide-ide yang baru, yang mungkin orang lain tidak dapat melakukannya. Selain itu, kreativitas juga dapat membangun diri kita sendiri dalam berbagai aspek kehidupan. Tujuan pembangunan diri itu ialah untuk menikmati kualitas kehidupan yang semakin baik. Menurut Alvian, 1983. Ada beberapa tahap untuk menjadikan anak sebagai pemecah masalah. Tahap pertama untuk menjadikan anak yang problem solver, anak diarahkan untuk berpikir kritis terlebih dahulu. Dengan berfikir kritis, anak akan menjadi terbiasa menjawab permasalahan- permasalahan yang ia hadapi dengan baik. Selanjutnya, kreativitas akan muncul saat anak menemui kesulitan dalam memecahkan masalah, sehingga anak akan mencari berbagai cara yang mungkin dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun