Setelah mencoba 3 kali, ternyata karyanya bisa terkirim. Usai mengirim sayapun semakin bertanya- tanya, masuk gak ya, diterima gak ya?? Pertanyaan itu muncul begitu saja. Setiap ada terbitan baru, saya cek kembali jikalau karyanya dia bisa terbit.
Sampai pada akhirnya tanggal 27 Oktober 2022, Menu Edisi 30 Tahun L terbit Kamis, ditanggal tersebut. Karya Devina diterbitkan pada kolom Halamanku.Â
Tentu ini mengesankan dan saya tidak menduga, selama ini ia berproses dengan sendirinya. Hal ini mungkin terjadi karena hampir setiap saya menulis, ia selalu mendampingi saya , dan begitu mengalir pertanyaan- demi pertanyaan tentang apa yang saya tulis, sama seperti saat ini.
Lalu apa kesimpulan yang saya dapat dari pengalaman ini, menurut saya :
1. Waktu untuknya adalah hal spesial, dimana beberapa aktivitas yang ia lalui, senantiasa saya dampingi .
2. Komunikasi yang terjalin erat, antara saya berperan sebagai Ayah ( Bapak) sementara ia sebagai Anak, namun komunikasi kita bak seperti sahabat. Apa yang ia sarankan selalu menjadi pertimbangan bagi saya, begitupun apa yang saya sarankan padanya.
3. Tumbuhnya literasi, dapat dilakukan sekalipun lewat sebuah coretan warna sebagai bentuk emosionalnya untuk mencurahkan tentang apa yang menjadi imajinasinya.
4. Membuatnya mengenal sebuah hobi yang menjadi bagian dari minat dan bentuk tumbuh kembang karakternya.
5. Memulai hal baru tidak harus mencapai titik terbaik, tetapi bagaimana ia mampu memulai hal baru hingga menjadi sesuatu yang memberikan nilai baginya. Apalagi ini adalah pertama kalinya ia mengirimkan karya dan langsung terbit.
Yang terakhir adalah, ucapan terimakasih yang mendalam kepada Tim Redaksi Majalah Bobo yang sudah memberikan kesempatan dan memilih karya dari anak saya.Â
Dari pengalaman ini, tanpa dipaksakan ia mengenal bahwa literasi memberikan warna serta pengetahuan baru untuk meningkatkan pengalaman dan menjadikan hasil ini sebagai bekal bahwa proses literasi akan dapat bermanfaat sepanjang waktu.
