Mohon tunggu...
Tu Yuda
Tu Yuda Mohon Tunggu... Petani - Belajar adalah sebuah proses perjalanan

ijinkan saya untuk belajar dan jangan lupa dipandu demi kebaikan bersama

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kularung Sebuah Rindu dalam Secarik Surat

27 September 2022   07:09 Diperbarui: 28 September 2022   10:02 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixel2013 / 2446 images/ pixabay. com

Namun sayang, keyakinan itu meluluh lantakkan jiwa dan hati ini, perahu yang terbalik itu tanpa awak, dan entah dimana Ayahku saat ini. Air mataku tak bisa terbendung, hingga akhirnya Ibu datang dan memelukku penuh erat, iapun tak kuasa menahan kesedihan setelah perahu itu berhasil dibawa ketepian oleh salah seorang nelayan.

Dan sampai akhirnya aku tidak tahu keberadaan Ayah....

Kutulis perasaanku untuk ayah dan ku hayut kelaut, berharap apa yang aku tuliskan untuk Ayah dapat terkabul, sekalipun dalam kenyataan aku tak pernah kembali melihat senyum dan kasih sayangmu Ayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun