Mohon tunggu...
Tu Yuda
Tu Yuda Mohon Tunggu... Petani - Belajar adalah sebuah proses perjalanan

ijinkan saya untuk belajar dan jangan lupa dipandu demi kebaikan bersama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jejak Awal, Sederhana untuk Bahagia

3 Mei 2022   05:10 Diperbarui: 3 Mei 2022   05:13 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar oleh sasint / 224 images/ pixabay. com

Menjadi pribadi yang rendah hati

Dalam menjalani hidup, tentu kita akan berada pada lingkungan dengan banyak orang, bersosialisasi, berinteraksi dengan banyak orang, maka sudah pasti akan ada kesalahan sekecil apapun pasti pernah kita lakukan.

Hal itu akan berlaku dengan dengan mereka yang ada di sekitar kita, sudah pasti juga, semua orang pernah melakukan kesalahan.

Di balik itu semua , kita sebagai manusia, tentunya punya kesempatan yang sama untuk meminta maaf, begitu juga sikap memaafkan serta memperbaiki diri dari kesalahan, sikap saling memaafkan sesama adalah sebuah kewajiban dalam hidup demi terciptanya kerukunan dalam keberagaman.

Dengan terciptanya nilai kerukunan, maka hasilnya adalah kebahagiaan yang paling mulia menyertai kita dalam menjalani kehidupan.

Tetap menjadi diri sendiri

Sekalipun beberapa diantara kita, ada yang bersikap menduplikasi diri orang lain karwna saking mengidolakan, namun ternyata itu hanya demi mendapatkan pengakuan, begitu juga sebatas kepuasaan.

Pastinya ketika kita bersikap dan berperilaku semacam itu, justru tidak memberikan dampak positif, apalagi kebahagiaan batin, dan tak jarang karena memenuhi keinginan tanpa memperhitungkan kemampuan, memaksa seseorang semakin tertekan, oleh karena selalu mengikuti standar orang lain.

Untuk itu, sangat tidak baik jika kita menjadi orang lain dengan harapan agar memperoleh kebahagiaan akan tetapi itu bernilai palsu. Tidakkah cukup menjadi diri sendiri dan menggali serta maksimalkan potensi dalam diri melalui pola- pola pembelajaran, yang pada akhirnya mampu memberikan dampak kepuasan, berujung kebahagiaan batin yang mendalam.

Mencukupi kebutuhan sesuai kemampuan

Ketika kita jauh merasa, semisal membeli barang atau apapun itu, seolah- olah mampu memberikan kesan berharga dan lebih bahagia. Tidak lain hal tersebut menjadi sesuatu yang diwajibkan agar kita merasa bahagia, tanpa memandang pencapaian apa yang kita miliki saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun