Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Akuntan - Lifelong Learner

hidup sangatlah sederhana, yang hebat-hebat hanya tafsirannya | -Pramoedya

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Mengenal Beragam Sudut Pandang Cerita Fiksi

24 September 2019   08:21 Diperbarui: 25 Juni 2021   15:55 3301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: unsplash.com/@mostafa_meraji mostafa meraji

Baca juga : Penjiwaan dalam Membuat Cerita Fiksi

Laila? Kau menyapa. Suaramu aneh di telingamu sendiri: parau, berat tersekat, seperti bukan suaramu. Keponakanmu tertawa senang sambil menyalakan lampu duduk dengan sebuah seru ciluk ba. Ruangan seketika bergenang kuning remang, mata bengkakmu mengerjap, menatapnya yang bertepuk tangan riang sambil memanjat ke atas tempat tidur. (Cala Ibi -Nukila Amal)

3. Sudut Pandang Orang Ketiga
Sudut pandang orang ketiga biasa digambarkan dengan "dia" , "ia" atau nama si tokoh utama. Sudut pandang ini adalah sudut pandang yang paling sering digunakan dalam cerita fiksi, terutama novel.

Sudut pandang orang ketiga memudahkan penulis dalam bercerita, karena penulis bisa menggambarkan perasaan dari tokoh utama dan tokoh lawan dengan baik. Salah satu cerpen saya yang menggunakan sudut pandang orang ketiga berjudul Sri Rahayu.

Sri Rahayu. Siapapun di desa Makasari pasti mengenal perempuan yang satu itu. Cantik, tinggi, putih, dan idola pemuda seluruh desa. Banyak juga yang memanggilnya si ayu---bukan karena singkatan namanya, tapi karena cerminan wajah Rahayu yang memang sangat ayu.

"Menikahlah denganku, yu. Aku akan membangun rumah tingkat sepuluh untukmu," rayu Podan suatu kali. Podan adalah pemuda asal batak yang saat ini paling gencar menjadikan Rahayu seorang istri. (Sri Rahayu -Tutut Setyorinie)

Dalam potongan cerpen di atas, digunakan kata ganti orang ketiga yang menyebut nama, yakni "Sri Rahayu" dan "Podan". Pada sudut pandang orang ketiga ini, dialog sering menjadi kekuatan utama dalam cerita. 

Dalam beberapa literatur, sudut pandang orang ketiga terbagi menjadi dua, yaitu: sudut pandang orang ketiga serba tahu, di mana penulis menempatkan diri sebagai orang yang sangat tahu tentang tokoh utama, baik itu yang ada dalam pikirannya, maupun penampilan dan latar belakangnya, dan sudut pandang orang ketiga pengamat, di mana penulis menempatkan diri sebagai seorang pengamat, yang hanya tahu hal-hal yang bisa dirasakan oleh panca indera.

Salah satu novel yang menggambarkan cerita dengan sudut pandang orang ketiga adalah novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari atau yang biasa disapa dengan sebutan Dee.

Kugy protes keras saat keluarga mereka harus pindah kota, yang artinya tak ada pantai lagi dekat rumah. Ia ngambek berkepanjangan sampai akhirnya Karel menjelaskan bahwa selama ada aliran air, di mana pun itu Kugy tetap bisa mengirim surat ke Neptunus. (Perahu Kertas -Dee)

Bukan hanya memakai sudut pandang dari sisi tokoh utama, Dee juga menggunakan sudut pandang dari lawan mainnya, yakni Keenan. Novel ini seolah bercerita dari kedua sisi, tetapi dalam alur yang sama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun