Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Akuntan - Lifelong Learner

hidup sangatlah sederhana, yang hebat-hebat hanya tafsirannya | -Pramoedya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tulisan Ilmiah, Musuh Terbesar Mahasiswa?

13 September 2018   14:57 Diperbarui: 14 September 2018   08:36 1772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: id.pinterest.com

Menjadi mahasiswa berarti menandatangani kontrak perikatan dengan tulisan ilmiah. Mulai dari esai, makalah, karya tulis hingga skripsi. Jujur saja, esai pertama yang saya buat adalah ketika menjadi mahasiswa. 

Saat itu, setiap mahasiswa baru diwajibkan membuat esai minimal satu halaman folio. Saya cukup bingung karena belum pernah membuat esay sebelumnya. Alhasil esay saya lebih mirip curhat dibanding tulisan ilmiah.

Begitu juga dengan karya tulis dan makalah. Dulu sewaktu SMK, saya tinggal mencopy-paste pengertian atau materi-materi dari blog dan disusun rapi sehingga menjadi makalah. Kini, copy tulisan dari blog sama saja mencetak tiket untuk dimarahi dosen. Karena segala kata-kata yang diambil dari blog, atau bahkan wikipedia, sudah dicap sebagai sesuatu yang haram.

Belakangan saya tahu bahwa mencopy tulisan dari blog berarti sama saja dengan melakukan plagiarisme. Hal ini disebabkan karena blog umumnya tidak mencantumkan sumber ataupun nama penulis, sehingga terkesan sebagai tulisan antah berantah. Walau ada kemungkinan tulisan itu ditulis oleh pemilik blog, tapi masih belum bisa dibuktikan keabsahannya.

Hal itu membuat saya harus berjibaku dengan setumpuk buku demi mendapat sebuah teori. Sehingga tidak berlebihan rasanya jika mengatakan bahwa tulisan ilmiah adalah musuh terbesar bagi mahasiswa. Namuunnn, itu bukan berarti kamu tidak bisa menaklukannya ya. 

Berikut langkah-langkah yang dapat kamu tempuh untuk membuat tulisan ilmiah terasa lebih mudah dan "sedikit" menyenangkan.

1. Membaca jurnal ilmiah

Ilustrasi: www.sciencenews.org
Ilustrasi: www.sciencenews.org
Pertama kali mendengar kata jurnal, yang ada dipikiran saya adalah jurnal penjualan, jurnal pembelian, dan lain sebagainya. Maklum, sebagai anak akuntansi membuat jurnal adalah makanan sehari-hari. Namun jurnal yang saya pikirkan ternyata berbeda dengan jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah adalah tulisan ilmiah yang dibedakan berdasarkan bidang keilmuan.

Ada jurnal ilmiah akuntansi, jurnal psikologi, jurnal kedokteran, dan lain sebagainya. Jurnal ilmiah berisi penelitian yang biasanya dilakukan satu sampai tiga orang. Penelitian dalam jurnal juga sudah bisa dipastikan keabsahannya, karena butuh persaingan ekstra ketat juga untuk sebuah tulisan masuk ke dalam jurnal. 

Nah bagi kamu yang mau belajar tentang tulisan ilmiah, bisa memulainya dengan membaca jurnal. Kamu bisa mengunjungi situs Google Scholar untuk mendapatkan jurnal dengan mengetik kata kunci di sana.

Keuntungan pertama yang akan kamu dapatkan ketika terbiasa membaca jurnal adalah kamu sudah tahu gambaran tentang tulisan ilmiah. 

Ya, struktur jurnal hampir mirip dengan struktur karya tulis, makalah, ataupun skripsi. Jurnal biasanya didahului dengan abstrak, pendahuluan, kerangka teori, metode penelitian, hasil penelitian, dan penutup. Bedanya adalah dalam jurnal tidak dipisahkan melalui bab. Sehingga pendahuluan, isi, dan penutup, berbaur menjadi satu tulisan panjang.

Selain gambaran tentang tulisan ilmiah, dari jurnal kamu juga dapat belajar tentang kutipan tulisan. Jika sumbernya dari buku, bagaimana mengutip dan menulis daftar pustakanya. Jika sumbernya dari artikel, koran, atau berita dari situs berita online, bagaimana cara mengolahnya. Semua itu dapat kamu pelajari di jurnal ilmiah.

Keuntungan kedua adalah kamu akan dapatkan referensi tentang permasalahan terbaru yang belum dibahas dalam buku.

Hal ini saya alami ketika ingin membuat karya tulis tentang PSAK terbaru yang dikeluarkan IAI yaitu PSAK 73. PSAK itu belum dikeluarkan secara resmi, bahkan bentuknya masih berupa draft exposure. Maka sudah dipastikan bahwa PSAK itu belum dibahas dalam buku cetak.

Saya memanfaatkan jurnal sebagai referensi, dan penelitian terdahulu. Namun sayangnya lagi-lagi jumlahnya sangat sedikit. Bahkan jurnal berbahasa Indonesia pun jarang sekali yang membahas tentang PSAK 73. Maka saya mencari jurnal Internasional berbahasa inggris. 

Ya, kamu juga bisa mencari jurnal Internasional di Google Scholar, tapi dengan mengetik kata kunci dengan bahasa inggris.

Keuntungan ketiga tentu saja untuk latihan skripsi.

Sebagai mahasiswa, skripsi merupakan hal wajib sebagai syarat kelulusan. Nah, kamu bisa memanfaatkan jurnal ilmiah untuk melihat tentang bagaimana cara melakukan suatu penelitian, metode penelitian, dan menyimpulkan suatu hasil penelitian.

Dengan terbiasa membaca jurnal ilmiah, kamu dapat membayangkan penelitian apa yang kelak akan kamu jadikan sebagai bahan skripsi. Jadi, yuk mulai biasakan membaca jurnal ilmiah. Siapa tahu, nanti tulisan kita yang akan dipublikasikan di jurnal ilmiah dan dibaca banyak orang.

2. Berlatih membuat artikel sederhana

Ilustrasi: diplomovky-bakalarky.eu
Ilustrasi: diplomovky-bakalarky.eu
Salah satu alasan saya lebih banyak membuat artikel dibanding fiksi akhir-akhir ini adalah untuk berlatih membuat tulisan ilmiah. 

Ya, kamu bisa mengasah kemampuan menulismu dengan membuat artikel. 

Walau artikel yang kamu hasilkan mungkin masih dengan gaya bahasa informal, setidaknya kamu sudah belajar merangkai kata. Banyak di antara teman-teman saya, maupun saya sendiri yang masih merasa kesulitan ketika menyambungkan kalimat. Ketika sudah nyambung pun muncul masalah lain lagi, yakni bagaimana agar isi tulisan itu komprehensif dari atas sampai bawah. 

Jika kamu sudah mampu membuat tulisan yang komprehensif, hal ini sangat bermanfaat untuk menyusun latar belakang dalam skripsi. Penulisan latar belakang biasanya didahului dengan masalah yang sifatnya umum, lalu mengerucut, mengerucut, sehingga kamu memilih satu masalah khusus. Jika terbiasa membuat artikel yang komprehensif, maka kamu tidak akan kesulitan dalam menyusun latar belakang ini.

Keuntungan lainnya dengan membuat artikel adalah kamu dapat berlatih untuk tidak melakukan plagiarisme.

Dalam artikel kamu akan belajar menyampaikan opinimu sendiri, sehingga dapat meminimalisir teknik plagiat alias mencopas kata-kata orang lain. Jika pun terpaksa mencopas seperti data statistik, jangan lupa untuk mencantumkan sumber beserta tahunnya.

Nah, bagi kamu yang belum pernah menulis artikel, cobalah untuk membuat artikel yang topiknya kamu kuasai. Paling mudah memang tentang lifestyle, karena kamu dapat menuliskannya sesuai pengalaman hidup. Tapi itu bukan berarti kamu menulisnya dengan asal-asalan ya. Suatu artikel tetap memperhitungkan fakta.

Kamu bisa memposting artikel itu di blog pribadi, atau media sosial. Coba perhatikan bagaimana tanggapan pembacamu, minta juga saran dan pendapat mereka. Kalau sudah semakin jago, kamu bisa berlatih membuat artikel yang lebih serius seperti bisnis, ekonomi, kedokteran, atau yang lainnya. 

Siapa tahu artikelmu bisa tembus koran, sehingga kamu dapat tambahan uang jajan. hihi...

3. Kembangkan tulisanmu dengan karya tulis ilmiah

Ilustrasi: www.insidehighered.com
Ilustrasi: www.insidehighered.com
Jika sudah rajin membaca jurnal, sudah juga berlatih membuat artikel tulisanmu, sekarang giliran saatnya kamu untuk mengasah dan mengembangkan lagi tulisanmu dengan membuat suatu karya tulis ilmiah. 

Bagi saya, karya tulis ilmiah adalah mini skripsi.

Hal ini dikarenakan struktur karya tulis yang benar-benar sama dengan skripsi, mulai dari bab, peraturan penulisan, hingga ke isinya. Hanya halaman yang membedakan, karena dalam karya tulis halaman dibatasi hanya sampai dua puluh. 

Namun itu justru sebuah tantangan, bukan? Hanya saja, penelitian dalam karya tulis ilmiah memang lebih sederhana dari skripsi dan biasanya dikerjakan oleh tiga orang.

Nah, tips buat kamu yang ingin coba-coba membuat karya tulis, ikut lombanya langsung ya! Deadline dalam lomba bisa memacu kamu untuk terus menyelesaikan karyamu. Jika kamu ingin sekedar belajar, sudah dipastikan kamu akan lama mengertinya. Jika ikut lomba, mau tidak mau kamu akan terpacu menampilkan yang terbaik.

Dan jangan takut kalah jika mengikuti lomba. Karena yang terpenting adalah kamu mendapat pengalaman serta pemahaman tentang karya tulis. Selain itu kamu juga jadi tahu, karya tulis seperti apa yang menang dalam perlombaan itu. Sehingga nantinya kamu dapat menyusun strategi untuk mengikuti lomba karya tulis selanjutnya.

Jadi, sudah siap membuat tulisan ilmiah?

Selamat menuliiiisssss!

Tutut Setyorinie, 13 September 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun