Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Gadis Kretek", Perempuan dan Voicing The Voiceless

29 Januari 2024   21:40 Diperbarui: 9 Februari 2024   17:32 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serial Gadis Kretek | netflix via gramedia.com

Series Gadis Kretek, Apa yang Diperingatkan Kepada Hari Ini?

Saya menikmati web series orisinal pertama Netflix Indonesia yang disutradarai oleh pasangan Kamila Andini dan Ifa Isfansyah dalam sudut pandang di atas. Series ini berhasil masuk 10 Top Netflix Series Non-English di 22 negara sejak pertama kali tayang 2 November 2023.

Sudut pandang tersebut adalah manakala perempuan yang diposisikan pasif, nrimo dan tidak patut justru bertindak sebagai agensi yang memiliki siasatnya sendiri. Utamanya ketika kondisi yang mengancam menampakan gelagatnya.

Dari cara pandang ini, Gadis Kretek memberikan kita, sekurangnya, tiga pergulatan anak manusia yang menjadi backbone dari keseluruhan kisah. 

Pertama, adalah pergulatan Jeng Yah (Dasiyah; Dian Sastro Wardoyo) sebagai figur sentral dari keagenan tersebut. 

Jeng Yah dan kretek adalah narasi sejarah yang saling membentuk, karena itu dia adalah hidup yang dipertaruhkan. Hubungan ini meletakkan keduanya kedalam konfigurasi yang saling menegaskan; Jeng Yah hanya mungkin dibayangkan selama produksi kretek tetap berjalan. 

Masalahnya--hambatan strukturalnya adalah--feodalisme lama atau patriarkisme yang berkawinmawin dengan borjuasi kretek dalam mengendalikan industri tembakau. Kombinasi tiga unsur ini tembok tebal bebalisme kultural yang sulit sekali dihancurkan dan Jeng Yah paham benar situasi ini. 

Ironisnya, kretek tidak pernah lepas dari tangan-tangan perempuan. Namun bebalisme kultural itu menjadikan kaum perempuan sebatas buruh murah. Jeng Yah adalah kehendak yang berusaha melampuai batasan ini, ia semestinya berada di dan menjadi bagian dari "sentrum pengendali". 

Sebab itu, Jeng Yah yang anggun dengan kepribadian yang tegas ingin terlibat sebagai aktor utama. 

Darinya kualitas dirinyalah keputusan dalam memilih daun tembakau, peracikan saus, produksi kretek dan kemasan, hingga distribusi produk ditentukan. Darinyalah dunia rokok kretek dipertaruhkan. 

Inilah kehendak emansipatif perempuan yang mendekatkannya dengan malapetaka. Jeng Yah adalah representasi dari bagaimana voicing the voiceless menemukan gemanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun