Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dua Bandara, Pusat Kemajuan dan Pikiran Kembara

7 Januari 2023   14:57 Diperbarui: 7 Januari 2023   19:17 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Check-in Bandara Internasional Yogyakarta | Dok: S Aji

Saya akhirnya memilih duduk sebentar di ruang tunggu nomor 16. Mencoba memusnahkan rasa bosan dengan menyembunyikan kepala kedalam hoodie, sembari mentapa jendela besar yang menghadap ke deretan pesawat Garuda yang juga menunggu giliran terbang. Terlalu dingin dan mulai terasa lapar.

Seorang ibu, petugas cleaning service sedang bekerja di dekat saya. "Bu, yang masih jualan makanan di sebelah mana lagi ya?"

"Coba ke arah sana. Kayaknya A&W masih buka jam segini." Sudah mendekati pukul 23.00 malam. "Makasih ya, bu."

Saya berjalan berbalik arah, menuju dari mana penumpang masuk. Melintasi beberapa outlet yang tutup, melihat Co-Working Space yang sepi dan seorang perempuan muda yang tersenyum di depan laptopnya yang menyala, hingga tiba di tujuan. Memesan dan makan seorang diri. Beberapa petugas berseragam hitam berkombinasi oranye sedang membentulkan lantai di depan ruang tunggu.  

Tak ada yang bisa diajak berbicara.

Sudut Baca yang disediakan Periplus | Dok: S Aji
Sudut Baca yang disediakan Periplus | Dok: S Aji
Sedikit jajanan fast-food adalah tambahan energi untuk memulai lagi perjalanan kecil mencari-cari ruang tunggu. Melintasi sudut baca yang disedikan Periplus, memeriksa sebentar dan bisa mengerti mengapa buku-buku di situ bisa tetap ada.

Ketika berangkat dari Yogya, saya membawa serta laporan penelitian etnografi yang disusun oleh PM. Laksono,dkk tentang masyarakat adat di sekitar Pegunungan Arfak, Papua Barat dengan kearifan lokal dalam pengelolaan kawasan hutan yang dikenal dengan Igya Ser Hanjop.

Tapi sepertinya hal paling baik sekarang ini adalah, mumpung sedang di dalam ruang tunggu paling megah ini, berkeliling sembari menunggu kabar pintu keberangkatan diumumkan bukanlah pilihan yang buruk.

Maka saya berjalan terus melintasi gerai  A&W hingga ke ujung yang buntu, lalu bertemu dua petugas berseragam biru yang melarang saya meneruskan langkah. "Bapak mau kemana?"

Waduh. Saya bergerak ke arah yang terlarang. Harus kembali ke arah dimana pintu keberangkatan menunjukan deretan angka yang makin membesar. Baru juga di Terminal 3 Cengkareng, sudah tersesat seperti ini--malu bertanya, makanya jalan saja terus. 

Dalam perjalanan balik ini, saya baru merasakan betapa panjangnya koridor ruang tunggu yang digunakan Garuda dan kawan-kawannya ini. Saya melintasi pintu 16 hingga ke sudut paling ujung. Tempat ini bahkan bisa dipakai untuk jogging.

Terminal 3 Cengkareng | Dok: S Aji
Terminal 3 Cengkareng | Dok: S Aji

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun