Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Nomad Digital

Udik!

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Krisis Diri, Masa Lalu dan Kepulangan Sang Pengarang dalam "A Bend in The River"

24 Oktober 2021   08:07 Diperbarui: 24 Oktober 2021   14:30 1219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film "A Bend In The River" (2020) | cineuropa.org

Perempuan dengan riwayat penantian yang tanpa kabar itu tidak menjadi alasan untuk memelihara dendam. Pernikahannya dengan Declan hanya kedok, sejenis siasat yang diarahkan sebagai peredam gosip orang desa. Sampai Matt kembali, cintanya yang sepi tak pernah benar-benar mati. 

Declan, sahabat masa kecilnya, masih saja hidup dengan kemarahan tanpa ujung. Kecemasannya karena Katie masih belum benar-benar terbebas dari bayang-bayang Matt hanyalah pemicu kecil. Ada yang lebih bara dari andai mesti kehilangan Katie.

Dalam dendam seorang Declan, kita seharusnya memahami biografi seorang pejuang yang bertarung untuk selamat dari krisis kekerasan politik serta bertahun-tahun menghadirkan kebahagiaan bagi perempuan yang tak menghendakinya. Lantas bagaimana mungkin ada seseorang yang kembali dari pelarian dan ingin mengambil itu semua? Orang Manado bilang, "Hei, ngana gila stow!"

Atau romo Gerry yang tetap setia menjaga rumah masa kecil dimana Matt diasuh ibunya dengan penuh kasih sayang. Gerry menata rumah itu tetap seperti sedia kala, seolah saja ia ingin memberi pesan jika masa lalu yang penuh cinta itu pernah ada di rumah kecil ibunya sekalipun kehidupan di luar sana pernah mengerikan bagi Matt.

Atau seorang perempuan berambut pirang, penjaga toko kecil. Ia ditampilkan sebagai kesenangan sesaat yang menawarkan diri kepada penulis yang tersesat dalam kesedihan, trauma akan kekerasan dan kekalutan. Pada suatu malam yang hujan, perempuan ini datang, menebarkan pesona, rayuan dan adegan kemudian berpindah... 

Tapi film ini juga secara indah, menghadirkan lansekap pedesaan Irlandia yang dipenuhi pepohonan pinus, lumut, dan sungai yang tenang. Lansekap yang ingin mengingatkan penonton pada sebuah nostalgia, barangkali juga surga kecil, yang masih bertahan melewati perubahan, krisis dan peralihan generasi. Lansekap yang daya magisnya dilatari musik tradisional Irlandia.

Tak ada hiruk pikuk di tempat seperti ini. Tak ada perburuan kesenangan yang memaksa warganya hidup seperti mesin, kaku dan terburu-buru. Di County Tyrone, di mana masa kecil Matt dibentuk, ada dunia sehari-hari yang sejatinya hangat walau tak imun dari trauma dan kehancuran. 

Dalam "A Bend In The River", dunia yang terbentuk melalui konfigurasi seperti di atas bukanlah alasan untuk membawa Matt kedalam narasi roman picisan. Semisal ia yang pulang memenangkan kembali cinta Katie, menyingkirkan Declan entah lewat duel puputan atau terserah mau sang sutradara, hingga menemukan kembali energi kreatifnya sebagai penulis best seller. Pendek kata, Matt menjadi perwakilan sosok negara maju yang tak pernah kalah di film-film perang dengan dunia ketiga. 

Sebaliknya yang terjadi: Katie memilih menjadikan momen perjumpaan kembalinya sebagai pernyataan yang tegas untuk berdamai dengan penantian panjang yang menyakitkan. Sedang Declan tetap memaksa sahabat kecilnya kembali ke pelariannya; tak menjadi masa lalu yang mengacaukan masa depan.

Puncak dari drama pencaharian diri penulis ini adalah keberanian Matt membesuk guru sekolahnya yang abusif. Sang guru telah sakit-sakitan, terbaring di ranjang, namun memiliki ingatan yang masih jernih. Perjumpaan ini adalah momen terakhir, katalisator, yang menghantar Matt menerima energi besar. 

Energi yang selama ini tak cukup siap dimasukinya, membelenggu kedalam rasa bersalah dan menjeratnya kedalam krisis eksistensial. Energi itu adalah kemampuan untuk memaafkan (the Power of Forgiveness) dan berdamai.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun