Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Luka pada Batang Jingah

19 Oktober 2020   07:15 Diperbarui: 19 Oktober 2020   07:22 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: freepik.com

siang gerah, malam gigil
tabah bertahan di dua kutub bisu

nasib berkelakar di kolong rumah panggung
menjalar, menjadi laut. Pasang dan surut

orang-orang berikat-berakar pada hutan dan sungai
merampung hidupnya kedalam puisi atau nyanyi

aku pulang. menjumpai kenangan
dulu kutanam pada batang panjang dari jingah

tentang kamu dan luka-luka
yang menggenang bahaya di cakrawala

***
hari itu, kamu datang padaku
menghidupkan lagi ketakutan lama.

"Hidup kita akan bahagia-bahagia saja,
andai kau bersetia pada aturan-aturanku."

aku terlalu cemas untuk mengerti
masa depanku dibentuk ketiadaan

kamu pintar bicara, seperti lahir dari khutbah-ke-ghibah.
setiap kata adalah mantra. Titah dan dusta bertukar bedanya.

kamu terlalu canggih untuk dipahami.
aku masih saja cemas menyadari

kamu marah, pada suatu masa: mengapa aku tak boleh curiga? 
api membakar tak meninggalkan sisa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun