Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepatu dan Opsi bagi Kesunyian

6 Juli 2019   20:55 Diperbarui: 6 Juli 2019   21:00 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Alamy

ada saat aku seperti
kesunyian dalam sepatu

yang kulitnya membuka
dan jari-jarinya berdesakan keluar,
kemudian terpaksa terkejut dan gelisah:
jalanan terlalu asing, udara terlihat payah. membosankan!

tapi aku terlanjur terlepas dan harus menempuh
kesaksian-kesaksian yang lain.

menurutmu, apa sebaiknya yang kupilih?

apakah pergi ke sebatang kamboja tua,
duduk di salah satu kelopaknya dan terjatuh setiap kali
ada kematian ditanam ke tanah?

atau,

pergi ke sebuah bangku yang engselnya copot
dan berdenyit-denyit setiap kali
sepasang gembel bercinta sembari memaki-maki
sinetron di televisi?

atau

pergi ke kantor dewan perwakilan politik, bersedekap di toilet jongkok
lalu bergemuruh bersama laju air setiap kali ada negoisasi
dimulai dari kode yang rapi?

atau

pergi ke pasar dan bersembunyi di antara bau comberan, tanah becek
atau suara orang-orang yang membela nasibnya tanpa
mengutuk nenek moyang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun