Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebuah Weker Tumbuh di Dalam Tubuh

16 September 2018   07:22 Diperbarui: 16 September 2018   08:17 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: fun! japan

Di tubuh itu, ada weker yang hidup. Di detak-detik-datuknya, ada kenangan bergulung-gulung. Dari anak-anak kisah dan persilangan kesedihan. 

Subuh tadi ia terjaga dengan keringat dingin di tengkuknya, sesudah pulang dari sebuah kota-dari sesamar mimpi. 

Menemukan namamu dalam kotak kaca berwarna jingga, tertulis besar-besar sebagai pernyataan keberhasilan. "Aku telah menunaikan tugas maha bijaksana. Meneliti hidup sendiri dan menemukan metode mencintai rasa sakit!" 

Subuh kemarin, ia terjaga dari nafas terengah-engah. Serasa baru bebas dari peti, pucat dan bersedih. 

Sepasang mata paling bertahan di keluh kesahnya seketika berpendar melukis langit-langit. Dalam masa paling kalut, mata itu-matamu adalah suluk. Yang menyibak rahasia paling segala di matanya: ada seorang bocah laki-laki yang lelah dikutuk.

Subuh kemarin dulu, ia membaca lembar-lembar yang lepas dari catatan perpisahan.

Melihat namanya tertulis berulangkali layaknya peristiwa berbahaya. Perihal sejenis rindu yang berterima kasih tapi menolak bertemu lagi. Nama yang kini pergi dari peristiwa hari ini.

Sebuah weker terus hidup dalam tubuhnya. Sejak waktu menggulung perempuan itu ke dalam doa. 

2018

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun