Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Melawan Nepo Kids dan Sugar Coating dengan Akar Budaya: Kesederhanaan

13 Oktober 2025   12:55 Diperbarui: 14 Oktober 2025   12:26 1332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa bersepeda menuju sekolah di pagi hari, potret sederhana yang mulai jarang terlihat. (Sumber: infopublik.id)

Pagi itu, ketika saya sedang menyambut kedatangan siswa di gerbang sekolah, pandangan saya tertuju pada satu sosok yang berbeda.

Seorang siswa datang mengayuh sepeda tuanya perlahan. Tidak seperti kebanyakan teman-temannya yang diantar orang tua atau datang mengendarai motor, ia datang sendiri, dengan seragam yang sudah agak basah keringat tapi wajah yang penuh semangat.

Setelah memarkir sepedanya seadanya, ia menyalamiku dengan sopan. Saya bertanya pelan, apakah setiap hari ia berangkat dengan sepeda itu. Ia mengangguk sambil tersenyum,

“Iya, Pak. Rumah saya di Gedung Air. Lumayan jauh, tapi nggak apa-apa. Kalau pagi udaranya segar.”

Saya terdiam. Saya tahu jarak dari Gedung Air ke sekolah cukup jauh, dengan jalan menanjak yang tidak ringan. Tapi anak ini menempuhnya setiap hari - tanpa mengeluh, tanpa merasa kurang.

Lalu saya pun kembali bertanya, apakah setiap hari kamu naik sepeda ke sekolah, Nak?
Ia menjawab, “Iya, Pak, kecuali pas hujan saya naik ojek online.”

“Kenapa tidak bawa motor sendiri?” tanya saya penasaran.

Ia menjawab singkat tapi tegas, “Tidak, Pak. Saya belum punya SIM.”

Sederhana, jujur, dan bertanggung jawab.

Di era ketika banyak anak merasa malu datang ke sekolah tanpa kendaraan, siswa ini justru memberi pelajaran diam-diam: bahwa kesederhanaan masih hidup, meski di tengah dunia yang makin gemerlap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun