Sudah sekian tahun saya tinggal di Lampung, tapi baru kali ini kaki benar-benar melangkah ke Kebun Raya ITERA. Padahal jaraknya hanya sekitar 6 kilometer dari rumah, bisa ditempuh 15 menit saja dengan mobil. Ya, memang kebun raya ini belum terlalu lama berdiri. Namun, entah kenapa, baru kali ini saya merasa waktunya tepat.
Awalnya semua karena anak-anak yang begitu semangat mengajak. “Pa, di sana ada labirinnya, seru!” kata mereka. Saya pun akhirnya ikut, tanpa ekspektasi berlebihan. Dan, gas, kami berangkat.
Begitu masuk, pemandangan langsung memeluk mata: hamparan hijau luas, udara segar, kicau burung, dan jalan setapak yang rapi. Rasanya seperti menemukan oasis di tengah kesibukan kota.
Lebih dari Sekadar Taman
Kebun Raya ITERA bukan hanya tempat untuk cuci mata. Ia adalah ruang hidup yang dirancang dengan visi: melestarikan flora lokal Sumatera, menyediakan laboratorium alam bagi mahasiswa, sekaligus menghadirkan ruang terbuka hijau bagi masyarakat.
Tak heran, setiap sudutnya menyimpan “cerita”: taman bunga tropis yang penuh warna, rumah kaktus dengan koleksi unik, hingga deretan tanaman langka yang dirawat dengan penuh perhatian.
Labirin Hijau yang Viral
Salah satu magnetnya adalah labirin hijau. Di sinilah pengunjung sering terlihat tersenyum kikuk, sibuk menelusuri jalur yang berliku. Ada yang membawa peta mini, ada pula yang memilih mengandalkan insting.
“Asyik juga kalau tersesat bareng, jadi bisa kenalan sama orang lain,” celetuk seorang ibu dari Pringsewu sambil tertawa.