Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Membiasakan Anak dengan Pangan Lokal Lampung untuk Menu Makan Bergizi Gratis (MBG)

2 Oktober 2025   05:10 Diperbarui: 5 Oktober 2025   20:02 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pepaya dan pisang kepok, buah khas Lampung yang segar dan kaya nutrisi bagi anak-anak. (Sumber: Warung Bude Kris. Dok. Pribadi/Tupari) 

Menu-menu ini menjaga keseimbangan gizi sekaligus menghadirkan unsur lokal tanpa memaksa anak mengubah kebiasaan dasar makan mereka.

Pepaya dan pisang kepok, buah khas Lampung yang segar dan kaya nutrisi bagi anak-anak. (Sumber: Warung Bude Kris. Dok. Pribadi/Tupari) 
Pepaya dan pisang kepok, buah khas Lampung yang segar dan kaya nutrisi bagi anak-anak. (Sumber: Warung Bude Kris. Dok. Pribadi/Tupari) 

Cara Membiasakan Anak Agar Menyukai Pangan Lokal

Berikut strategi agar anak tidak sekadar makan pangan lokal, tapi menyukainya:

  1. Mulai dengan bentuk familiar
    Ubah singkong jadi perkedel, bolu singkong, atau kroket. Pisang kepok jadi nugget pisang atau kolak dalam versi manis ringan.

  2. Gunakan kreasi modern
    Anak sering tertarik pada tampilan. Misalnya: tampilan lucu bentuk karakter, warna menarik, atau kemasan menarik di piring.

  3. Cerita budaya & kebanggaan lokal
    Guru atau orang tua bisa menceritakan bahwa makanan itu adalah warisan Lampung, dari nenek moyang. Anak cenderung lebih menghargai jika dihubungkan dengan identitas.

  4. Libatkan anak dalam proses
    Demonstrasi memasak di sekolah: anak-anak ikut mencuci, memotong, atau menyajikan. Saat mereka merasa terlibat, rasa kepemilikan tumbuh.

  5. Evaluasi & masukan berkala
    Mintalah anak memberi masukan: menu apa yang mereka suka, apa yang perlu diubah. Gunakan survei sederhana di sekolah.

  6. Konsistensi di rumah & sekolah
    Agar tidak kebingungan, orang tua juga harus mendukung menu lokal agar anak terbiasa sejak di rumah.

Dampak Positif dan Harapan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun