Tantangan: Preferensi Anak & Kebiasaan Makan
Banyak anak sekarang lebih akrab dengan makanan instan: nugget, sosis, ayam goreng cepat saji. Apabila di sekolah mereka tiba-tiba disodori nasi jagung polos atau singkong rebus, kemungkinan besar mereka akan menolak.
Anak-anak memiliki logika sederhana: “makanan harus enak, menarik, dan familiar.” Menu yang terlalu asing bisa dianggap “bukan makanan sekolah” dan diabaikan.
Karena itu, strategi mengenalkan pangan lokal harus bertahap dan kreatif:
- Ketahui dulu menu apa yang sangat akrab di rumah: biasanya tetap nasi putih dengan lauk biasa.
- Gunakan olahan lokal yang dimodifikasi agar mirip bentuk makanan yang sudah dikenal anak.
- Pastikan menu tetap memenuhi syarat gizi seimbang (karbohidrat + protein + sayur + buah).
Menu MBG Realistis dan Kontekstual untuk Lampung
Berikut beberapa ide menu yang lebih “masuk akal” untuk anak-anak di Lampung, dengan basis nasi putih sebagai karbohidrat utama:
Nasi putih + pindang ikan baung + tumis kacang panjang + buah nanas
Pindang ikan baung adalah menu khas Lampung. Jika dibuat versi ringan, anak bisa menerimanya.Nasi putih + ayam bumbu Lampung (versi tidak pedas) + lalapan timun + pisang kepok rebus
Ayam tetap sebagai lauk favorit, dengan sentuhan lokal lewat bumbu dan pisang lokal sebagai buah pendamping.Nasi putih + perkedel singkong + sayur bayam + pepaya
Perkedel singkong menyembunyikan singkong dalam bentuk yang lebih mudah diterima anak-anak.Nasi putih + pepes ikan patin + urap sayur kelapa + semangka
Pepes lebih sehat dibanding gorengan, dan sayur urap menambah serat. Buah semangka segar sebagai penutup.Nasi putih + telur dadar isi jagung + sayur bening + buah lokal
Telur dadar yang diisi jagung bisa memperkenalkan jagung secara halus, tanpa menggantikan nasi.