Kronologi Kejadian
Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) baru diterima beberapa hari terakhir. Dari pengalaman anak saya, hari pertama makanan yang diterimanya tampak basi, terutama sayur. Hari kedua aman, anak saya lahap memakannya tanpa keluhan. Namun, hari ketiga makanan kembali menimbulkan keluhan hingga hari keempat muncul demam dan diare.
Beberapa siswa di kelasnya mengalami gejala serupa. Ada yang muntah, mencret, hingga demam tinggi. Beberapa siswa bahkan harus dirujuk ke beberapa rumah sakit seperti di RS. Emanuel, RS Urip Sumoharjo, RS Graha Husada, dan beberapa rumah sakit lainyan untuk mendapatkan penanganan lebih serius.Â
Situasi ini membuat orang tua dan wali murid panik dan menuntut klarifikasi serta tindakan cepat dari pihak sekolah dan pengelola program MBG.
Respons Sekolah dan Pengelola MBG
Pengelola program MBG didampingi pihak sekolah menunjukkan itikad baik dengan mendatangi siswa yang dirawat di rumah sakit untuk memastikan kondisi mereka. Wali kelas pun aktif menanyakan kondisi anak-anak kepada orang tua, memberikan rasa aman dan perhatian terhadap situasi ini.Â
Setelah pulang dari kerja, saya kemudian membawa anak saya ke klinik untuk pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut.
Menurut penjelasan pihak sekolah, makanan yang disalurkan berasal dari Dapur Gizi Yayasan Asri Amanah Barokah, Sukabumi, Bandar Lampung. Sementara itu, Disdikbud Kota Bandar Lampung menegaskan bahwa pihaknya hanya sebagai penerima manfaat program MBG, bukan pengelola dapur gizi.
"Anak-anak didik kami menjadi korban. Kami siap bertanggung jawab bersama Badan Gizi Nasional,"Â ujar Kepala Disdikbud Kota Bandar Lampung, Mulyadi.
Ia menambahkan bahwa Disdikbud telah berkoordinasi dengan Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI), yang bertanggung jawab terhadap dapur gizi MBG. "Kami tidak berwenang terhadap dapur gizi. Itu kewenangan SPPI,"Â kata Mulyadi.