Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bangunkan dengan Hati: Seni Guru Menyapa Siswa yang Tertidur di Kelas

25 September 2025   16:47 Diperbarui: 24 September 2025   16:21 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Siswa tidur di kelas. (Sumber: image by Indra Irawan from Pixabay)

Prinsip kedua, kelembutan selalu lebih efektif daripada teguran keras. Nada suara yang tenang, gestur ringan, atau sentuhan lembut di bahu sering kali jauh lebih ampuh dibanding menepuk meja keras-keras atau menarik paksa. Tujuan kita bukan menakut-nakuti, melainkan membantu mereka kembali fokus.

Prinsip ketiga adalah empati. Mengantuk adalah hal manusiawi. Sebelum memberi label “malas” pada siswa, ada baiknya guru menanyakan konteksnya: apakah mereka kurang tidur, sakit, atau sedang menghadapi masalah pribadi? Pemahaman ini membuat interaksi guru-siswa lebih sehat.

Terakhir, interaksi positif menjadi kunci. Mengalihkan perhatian siswa lewat pertanyaan sederhana, ajakan membaca, atau sisipan humor ringan bisa membuat mereka kembali terlibat tanpa merasa dihukum. Dengan cara itu, siswa belajar bahwa kelas bukan tempat hukuman, melainkan ruang aman untuk tumbuh.

Dengan prinsip ini, guru tidak hanya membangunkan tubuh siswa, tetapi juga menjaga semangat belajar mereka.

Strategi Praktis Tanpa Mempermalukan

Ada banyak cara untuk membangunkan siswa yang tertidur di kelas tanpa harus menurunkan harga diri mereka. Strategi ini bukan hanya soal teknis, tetapi juga soal seni mengajar dengan empati.

1. Sentuhan Ringan dan Isyarat Halus

Terkadang cara paling sederhana adalah yang paling efektif. Sentuhan lembut di bahu atau lengan sudah cukup membuat seorang siswa terbangun. Guru juga bisa memberi isyarat dengan menunjuk papan tulis atau sekadar mengajak mereka ikut aktivitas kecil. Misalnya, sambil tersenyum, guru bisa berkata: “Ayo, coba bantu tulis jawaban di papan.”

Dengan begitu, siswa tidak merasa ditegur, melainkan diajak untuk berkontribusi. Interaksi ini membangunkan mereka dengan cara yang manusiawi.

2. Alihkan Perhatian dengan Aktivitas atau Pertanyaan

Mengantuk biasanya terjadi ketika siswa pasif. Maka cara membangunkan paling halus adalah dengan melibatkan mereka kembali dalam proses belajar. Guru bisa mengajukan pertanyaan sederhana seperti: “Bisakah kamu baca kalimat ini dengan lantang?” atau meminta mereka menuliskan poin penting di papan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun