Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Dari Jalan Kaki hingga Kantong Belanja Penuh: Ritme Pagi di Pasar Way Kandis

18 Agustus 2025   08:39 Diperbarui: 18 Agustus 2025   15:07 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Segala jenis hasil bumi yang dijual pedagang pasar. (Sumber: Dok. Pribadi/Tupari) 

Mbak Lily, Penjual Kerupuk Langganan

Dari sekian banyak pedagang, ada satu yang selalu jadi langganan keluarga kami: Mbak Lily, penjual kerupuk dari Pringsewu. Meja jualannya sederhana, hanya ditata dengan beberapa kantong besar berisi kerupuk aneka jenis: kerupuk putih besar, kerupuk bawang tipis, hingga kerupuk ikan khas Lampung dan Palembang,

Setiap kali membeli, Mbak Lily selalu menyapa dengan ramah, “Mau yang biasa atau yang gurih manis, Bu?” Dengan logat khas medhok Ngapaknya, ia menyapa ramah sambil tersenyum hangat.

Momen sederhana itu membuat pengalaman belanja di pasar terasa lebih personal, seakan bukan hanya sekadar transaksi, melainkan juga pertemuan yang menghidupkan kembali kedekatan antarwarga.

Mbak Lily sudah berjualan di Pasar Way Kandis lebih dari sepuluh tahun. Awalnya, ia hanya membawa beberapa kilo kerupuk, tapi kini pelanggan tetapnya semakin banyak. Bahkan, ada yang sengaja datang jauh-jauh hanya untuk membeli kerupuk buatannya.

Bagi kami, membeli kerupuk di lapak Mbak Lily sudah jadi semacam ritual wajib. Kalau lupa beli, rasanya ada yang kurang di meja makan rumah.

Kehangatan interaksi antara pedagang dan pembeli saat bertransaksi. (Sumber: Dok. Pribadi/Tupari) 
Kehangatan interaksi antara pedagang dan pembeli saat bertransaksi. (Sumber: Dok. Pribadi/Tupari) 

Belanja Sekaligus Bersilaturahmi

Pasar Way Kandis tidak hanya tentang transaksi jual beli. Lebih dari itu, ia adalah ruang untuk bersilaturahmi. Di sini, saya bisa bertemu dengan kawan lama, saling bertukar kabar, bahkan sesekali berbincang tentang berita terbaru di kampung atau isu nasional.

Bagi istri saya, pasar juga jadi ruang bertukar resep. Ia sering ngobrol dengan pedagang sayur tentang cara mengolah bahan tertentu agar lebih enak. Kadang, dari obrolan ringan itu, muncul ide menu baru untuk keluarga di rumah.

Setiap kantong belanja yang kami bawa bukan sekadar berisi kebutuhan dapur, tapi juga cerita-cerita kecil yang memperkaya hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun