Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Benarkah Pramuka Tetap Evergreen Meski Zaman Berubah?

18 Agustus 2025   14:35 Diperbarui: 18 Agustus 2025   15:24 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerakan Pramuka sebagai ekstrakuriker wajib di sekolah. (Sumber: Dok. Pribadi/Tupari) 

6. Yel-Yel: Energi Positif yang Menular

Salah satu hal paling khas dari Pramuka adalah yel-yel. Bukan sekadar teriakan kompak, tapi bentuk energi kolektif yang bisa mengubah suasana.

Pernahkah kita menyadari, di dunia kerja atau pertemanan, semangat yang menular itu lebih berharga daripada keahlian teknis? Orang yang bisa memotivasi tim, menyemangati teman, dan menjaga suasana positif adalah "pembina Pramuka" di lingkungannya masing-masing.

Refleksi: Kompas Moral di Tengah Perubahan

Pramuka mengajarkan bahwa hidup butuh arah, simpul yang kuat, nilai yang abadi, kemampuan beradaptasi, dan semangat kebersamaan.

Di tengah dunia yang berubah cepat, kita sering kehilangan arah karena terlalu sibuk mengejar tren. Tapi kalau kita kembali pada "kode kehidupan" yang diajarkan Pramuka, kita punya pegangan yang kokoh.

Bukan berarti kita harus pakai seragam cokelat setiap hari, tapi kita bisa mengenakan nilai-nilainya di hati: disiplin, peduli, mandiri, dan tetap optimis menghadapi tantangan.

Penutup

Hari Pramuka bukan hanya nostalgia masa sekolah atau seremoni di lapangan. Ia adalah pengingat bahwa teknologi boleh berubah, gaya hidup boleh bergeser, tapi kompas moral dan nilai kemanusiaan tetap sama.

Karena pada akhirnya, hidup bukan soal seberapa cepat kita sampai, tapi seberapa benar arah yang kita tuju. Dan Pramuka mengajarkan bahwa hidup adalah soal simpul yang kita ikat: semakin kokoh simpulnya, semakin kuat pula persaudaraan dan tujuan kita. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun