Apa Sih yang Bikin Saya BBM On?
Saya sendiri memiliki alasan kuat mengapa belum beralih:Â
1. Harga Mobil Listrik Masih Terasa Elitis
Harga beli mobil listrik masih tergolong tinggi, Â meskipun biaya operasional mobil listrik lebih murah, karena tanpa bensin, oli, dan emisi. Meskipun jangka panjangnya hemat, harga beli awal mobil listrik masih menyulitkan masyarakat umum. Banyak yang bilang, "Saya ingin hijau, tapi dompet belum siap."Â
Solusinya pemerintah dan produsen perlu memperbesar subsidi, menyediakan skema kredit lunak, serta mempercepat produksi mobil listrik lokal agar bisa lebih kompetitif.
2. Infrastruktur Charging Masih Terbatas dan Belum MerataÂ
Masalah paling krusial yang bikin banyak orang "BBM On" adalah kekhawatiran akan kehabisan daya di tengah jalan. SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) masih banyak terkonsentrasi di kota-kota besar dan belum menjangkau rute-rute antar kota atau pedesaan. Â Khawatir kehabisan daya di tengah jalan masih jadi momok. SPKLU (charger listrik) masih jarang dan terpusat di kota besar. Perjalanan ke luar kota pun jadi ragu-ragu.
Solusinya, Pemerintah melakukan pemerataan pembangunan SPKLU, kerja sama dengan SPBU, dan syukur ada insentif bagi rumah tangga untuk memasang home charging.
3. Keraguan pada Ketahanan dan Umur BateraiÂ
Banyak orang menganggap baterai mobil listrik adalah "bom waktu mahal". Ketika rusak atau aus, biayanya bisa menyentuh angka puluhan juta rupiah. Ini membuat banyak konsumen memilih aman dengan bensin. Â
Walau teknologinya terus membaik, kekhawatiran terhadap umur dan biaya penggantian baterai masih menghantui. Belum lagi soal limbah baterai yang juga belum banyak dibahas.