Mohon tunggu...
Tupari
Tupari Mohon Tunggu... Guru di SMA Negeri 2 Bandar Lampung

Saya adalah pendidik dan penulis yang percaya bahwa kata-kata memiliki daya ubah. Dengan pengalaman lebih dari 21 tahun di dunia pendidikan, saya berusaha merangkai nilai-nilai moral, spiritual, dan sosial ke dalam pembelajaran yang membumi. Menulis bagi saya bukan sekadar ekspresi, tapi juga aksi. Saya senang mengulas topik tentang kepemimpinan, tantangan dunia pendidikan, sosiologi, serta praktik hidup moderat yang terangkum dalam website pribadi: https://tupari.id/. Kompasiana saya jadikan ruang untuk berbagi suara, cerita, dan gagasan yang mungkin sederhana, namun bisa menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Belum Bisa Move (BBM) On: Masih Cinta Bau Bensin?

26 Juni 2025   07:17 Diperbarui: 26 Juni 2025   11:47 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Belum Bisa Move On. Sumber: Gambar digenerated by AI

Apa Sih yang Bikin Saya BBM On?

Saya sendiri memiliki alasan kuat mengapa belum beralih: 

1. Harga Mobil Listrik Masih Terasa Elitis

Harga beli mobil listrik masih tergolong tinggi,  meskipun biaya operasional mobil listrik lebih murah, karena tanpa bensin, oli, dan emisi. Meskipun jangka panjangnya hemat, harga beli awal mobil listrik masih menyulitkan masyarakat umum. Banyak yang bilang, "Saya ingin hijau, tapi dompet belum siap." 

Solusinya pemerintah dan produsen perlu memperbesar subsidi, menyediakan skema kredit lunak, serta mempercepat produksi mobil listrik lokal agar bisa lebih kompetitif.

2. Infrastruktur Charging Masih Terbatas dan Belum Merata 

Masalah paling krusial yang bikin banyak orang "BBM On" adalah kekhawatiran akan kehabisan daya di tengah jalan. SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) masih banyak terkonsentrasi di kota-kota besar dan belum menjangkau rute-rute antar kota atau pedesaan.  Khawatir kehabisan daya di tengah jalan masih jadi momok. SPKLU (charger listrik) masih jarang dan terpusat di kota besar. Perjalanan ke luar kota pun jadi ragu-ragu.

Solusinya, Pemerintah melakukan pemerataan pembangunan SPKLU, kerja sama dengan SPBU, dan syukur ada insentif bagi rumah tangga untuk memasang home charging.

3. Keraguan pada Ketahanan dan Umur Baterai 

Banyak orang menganggap baterai mobil listrik adalah "bom waktu mahal". Ketika rusak atau aus, biayanya bisa menyentuh angka puluhan juta rupiah. Ini membuat banyak konsumen memilih aman dengan bensin.  

Walau teknologinya terus membaik, kekhawatiran terhadap umur dan biaya penggantian baterai masih menghantui. Belum lagi soal limbah baterai yang juga belum banyak dibahas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun