Kurangnya kepemimpinan juga menjadi catatan serius. Tidak ada satu pemain pun yang terlihat mencoba mengangkat semangat tim di lapangan. Saat tertinggal, wajah-wajah pemain Inter terlihat pasrah dan frustasi. Ini menjadi tamparan keras bagi tim yang seharusnya matang secara mental dan berpengalaman di panggung besar.
Kekalahan Inter Milan dari PSG pada final Liga Champions 2025 merupakan hasil dari kombinasi buruk antara kegagalan taktik, dominasi lawan yang luar biasa, dan performa individu yang mengecewakan. Simone Inzaghi kini berada di bawah tekanan besar, dan klub harus segera mengambil langkah strategis untuk mengevaluasi proyek jangka panjang mereka.
Sementara itu, PSG menunjukkan bahwa transformasi dari tim yang bergantung pada individu menjadi kekuatan kolektif bisa membuahkan hasil luar biasa. Kemenangan ini bukan hanya kemenangan teknis, tetapi juga kemenangan filosofis atas cara membangun tim sepak bola modern.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI