Mohon tunggu...
K.R. Tumenggung Purbonagoro
K.R. Tumenggung Purbonagoro Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar

Pengamat dan Suka Menulis Twitter: twitter.com/purbonagoro

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Hatta, Sumatra, dan Ekonomi Kerakyatan

8 Desember 2022   09:57 Diperbarui: 8 Desember 2022   10:16 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama Mohammad Hatta tak bisa dipisahkan dari Sumatra, khususnya Sumatra Barat. Proklamator kemerdekaan Indonesia adalah putra Sumatra Barat. Hatta lahir di kota sejuk Bukittinggi pada 12 Agustus 1902.

Dia sempat tinggal di rumah tempatnya lahir hingga usia 11 tahun. Setelah itu dia melanjutkan sekolah ke Padang, Jakarta, lalu ke Belanda. Perjalanan pendidikan yang panjang sampai ke Negeri Kincir Angin tersebut yang telah membentuk pemikiran Hatta, termasuk di bidang perekonomian.

Pemikiran penting Bung Hata di bidang ekonomi adalah ekonomi kerakyatan dan koperasi. Dasar pemikiran ekonomi Bung Hatta adalah perekonomian jalan tengah antara sosialisme dan kapitalisme. Ekonomi kerakyatan ingin mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Di Indonesia keadilan sosial adalah cita-cita bangsa, yang tertuang dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Namun, selama ini masih banyak PR, bagaimana cara mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini tentu harus dijawab oleh para pejabat publik. Sebab, merekalah yang memiliki tanggung jawab untuk mewujudkannya melalui kebijakan-kebijakan.

Di Indonesia, adakah pejabat publik yang sudah mampu mewujudkan keadilan sosial dalam kebijakannya? Kita bisa melihat hal tersebut pada kebijakan-kebijakan yang dijalankan di DKI Jakarta. Anies Baswedan, saat memimpin DKI Jakarta sudah berupaya mewujudkan hal tersebut.

Anies mencoba menerapkan keadilan sosial bagi semua orang. Bukan hanya berlaku untuk golongan atau masyarakat tertentu. Salah satu contohnya adalah pendirian pasar dan penyediaan mesin ATM di Pulau Sebira.

Pulau Sebira adalah pulau terluar Provinsi DKI Jakarta. Pulau ini lebih dekat ke daratan Lampung dibanding ke daratan Jakarta. Sebelum Anies menjabat gubernur, Pulau Sebira kurang mendapat perhatian dari Pemprov DKI Jakarta.

Di masa pemerintahan Anies Baswedan, warga Pulau Sebira tidak perlu pergi ke luar pulau untuk mengambil uang atau membeli bahan pokok. Mereka mendapat pelayanan yang sama dengan warga Tanjung Priok atau Menteng.

Bukan itu saja keadilan sosial yang diwujudkan Anies Baswedan. Melalu kebijakan penataan kampung, masyarakat marjinal yang sebelumnya kurang diperhatikan nasibnya, sekarang bisa mendapat kehidupan yang lebih layak.

Foto : ISTIMEWA
Foto : ISTIMEWA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun