Mohon tunggu...
Shofwan Karim
Shofwan Karim Mohon Tunggu... Pembelajar

Pembelajar dalam berfikir, bertulis, berbicara dan berikhtiar.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Seminar Bundo Kanduang dan ke Yunnan, Tiongkok

1 September 2025   11:40 Diperbarui: 1 September 2025   17:53 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Disambut tokoh masyarakat Mosuo di komunitas mereka di pinggiran Danau Lugu, Yunnan. ( Foto Dok)

Untuk mendatangkan delegasi, pembicara dan transportasi, akomodasi, konsumsi dan lainnya dari dalam dan luar negeri  memerlukan usaha sungguh-sumgguh. Satu delegasi dari  Yunnan, Tiongkok yang dikenal sebagai komunitas martrilineal-garis keturunan ibu harus dihadirkan. Hal itu bukan hanya  diperlukan fasilitas mendatangkan,  tetapi lebih-lebih lagi komunikasi serta fleksibiltas lobi.

Di situlah pendekatan kepada  tokoh masyarakat Pondok melalui paguyuban atau perkumpulan mereka. Yang menonjol  sudah ada sejak lama sekali di antaranya adalah adalah  HTT (Himpunan Tjinta Teman) berdiri 1863 dan HBT (Himpunan Bersatu Teguh)  berdiri1867.  Ada Yayasan Budi Tzu Chi  berdiri 1993 di Padang.  Tzu Chi  awalnya berdiri dan  berpusat di Hualien Taiwan 1966. Di Masyarakat Tonghoa  yang sudah menyatu dengan masyakarat Minang, Keling dan Nias serta Mentawai ada perkumpulan kecil dan besar.  Mereka menyebut  semacam Kongsi Kecik dan Kongsi Gedang.

Yang kecik untuk hal-hal keluarga dan gedang untuk kesejahteraan masyarakat luas. Maka HTT dan HBT serta Tzu Chi dapat dikategorikan sebagai  Kongsi Gedang. Di antaranya ada pegiat dan aktivisnya yang banyak dikenal. Salah seorang  adalah Haneco di atas tadi. Ia  alumni SMA Negeri 1 Padang.  Adik kelas Gamawan Fauzi ujung tahun 1970-an. Ia di antara penggerak dan aktivis paguyuban atau perkumpulan tadi.

Dulu selepas musibah gempa 30 September 2009 perkumpulan tadi ikut  berkontribusi membantu penanggulangan dampaknya dan pembangunan kembali   sarana-prasarana bersama Pemko dan Pemprov serta masyarakat lainnya. Haneco yang banyak teman itu, melakukan lobi ke mana-mana untuk mitigasi almamaternya SMA 1 ke lokasi baru .

Atas kerjasama dengan Pemko Padang dan Pemprov Sumbar, Yayasan Budi Tzu Chi menggelontor bantuan cukup besar. Kini  SMA 1 itu berkampus yang sangat baik dan mungkin paling lengkap dan luas di antara SMA yang ada di Padang.

Selain itu, dalam  menanggulangi musibah, bencana alam, banjir,  bakti social dan kesehatan,  Tzu Chi   juga bekerjasama dengan segala pihak . Mereka selalu bekerja sama dengan Muhammadiyah dan ormas lainnya. Tzu Chi  punya cadangan sembako, selimut, makanan ringan dan Cadangan air minum serta perlengkapan darurat dalam  gudang logistic  untuk 3 bulan sampai beberapa bulan sebelum masa expired produk.

Kerjasama ini sangat kondusif untuk  bergerak prime-time bila ada musibah bencana alam. Apalagi  Badan Penanggulangan Bencana Masyarakat  seperti MDMC tidak punya stock dan tak punya gudang persiapan Sembako serta  sarana prasarana yang lebih optimal dan cukup.

Seminar Internasional Bundo Kanduang

Kembali ke Seminar internasional tahun 2014 tadi, juga  tak lepas dari peranan tokoh tadi. Pengusaha hotel berjaring internasional Ibis dan Kapal Pelayaran Internasional itu, membantu mendatangkan  Suku Mosuo dari Yunnan dengan satu rombongan. Mereka  dipimpin dan sekaligus Pembicara Kunci Prof. Ciao Jiang Ping.  

Pembicara kunci lain adalah Prof. A. Mani, PhD dari Ritsumeikan Asia Pacific University Jepang; Ketua Umum Bundo Kanduang Sumbar, Por. Dr. Raudha Thayib;  Dr. Mina Elvira  dari Univeritas Indonesia; Dr. Simon Sabon Ola dari Nusa Tenggara Timur; Prof. Dr. Taufik Abdullah dari LIPI;  Prof. Dr.Phil. Drs. Gusti Asnan;  Dr. Diah Tyahaya Iman  dari Unand; dan  Mak Katik, Budayawan Minang.

Setelah seminar saya berbisik kepada beberapa yang  hadir, Alangkah baiknya suatu saat, kita dari Ranah ini berkunjung pula ke Suku Mosuo itu. Apa kesamaan dan perbedaan antara garis keturunan ibu (matrilineal line) di Minangkabau dengan salah satu komunitas di negeri awan selatan Tiongkok tersebut dalam sejarah, perkembangan serta  kenyataan di alam supra modern ini. Ini semua agaknya perlu diamati langsung.

Saya belum pernah ke Yunnan, meskipun  sudah berkunjung ke Tiongkok tahun 1995, 2008, 2010, 2015, 2019 ke wilayah, provinsi dan kota lain. Kunjungan ikut rombongan kali ini  adalah yang ke-6. Itu di luar  ke Macau dan Hongkong. Untuk dua territorial itu, saya pernah tinggal lebih sebulan dan teransit sejak tahun 1980-2025 dalam beberapa agenda di dunia internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun