Mohon tunggu...
Nun Urnoto El Banbary
Nun Urnoto El Banbary Mohon Tunggu... adalah nama pena dari Urnoto.

Menulis apa saja, mulai kebaikan sampai kejahatan. Baik fiksi maupun nonfiksi.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Anak-Anak Pangaro

17 September 2015   03:17 Diperbarui: 17 September 2015   03:17 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Novel"][/caption]

 

Anak-Anak Pangaro, novel ini saya tulis selama kurang-lebih sebulan, karena dikejar deadline lomba Tulis Nusantara 2013 yang diadakan oleh Kementerian Parawisata. Tulisan yang super ngebut ini, akhirnya masuk nominasi enam besar bersama penulis lainnya, setelah menyisihkan ratusan peserta. Karena nulisnya kebut-kebutan dengan waktu, tentu saja banyak tambal-sulamnya di sana sini. Namun, Anak-Anak Pangaro segera mengalami revisi, atau saya bedah ulang organ-organnya setelah kembali mengikuti lomba menulis di Penerbit Tiga Serangkai pada 2014. Dieven Tiga Serangkai, novel Anak-Anak Pangaro hanya menjadi juara harapan dan mendapat kontrak penerbitan. Hasil bedah organ-organnya, mungkin masih kurang tertangani secara serius, sehingga tidak menjadi urutan pertama. 

Novel ini adalah kisah sekelompok anak sekolah yang bertualang untuk menaklukkan kekeringan di sebuah pulau terpencil bernama Pulau Raja, atau orang-orang pulau sendiri menyebutnya pulau Giliraja. Mereka patungan untuk mengatasi kekeringan dan kekurangan. Niat mereka untuk melakukan restorasi, reboisasi sangat kuat, sehingga keinginan itu diamini oleh guru-gurunya, dan mendapat dukungan moral yang sangat kuat.

Di pulau, perjuangan mereka sangat rumit, selain karena berjibaku dengan kekeringan alam, mereka juga terjebak di sarang penyamun yang nyaris merenggut nyawa mereka. Mereka tak berputus asa, bahkan sekelompok anak-anak muda itu berhasil mengalahkan kaum begundal dan membuatnya insaf.

Tak mau kalah dengan kaum tua yang hanya pandai berbicara, Anak-Anak Pangaro membuat sebuat terobosan besar, yaitu reboisasi besar-besaran dan taubatan nasuha atas dosa-dosanya menebangi pohon dan menggundul tanah-tanahnya. Sukses besar itu pun tersiar hingga ke seluruh tanah air, dan Anak-Anak Pangaro mendapat penghargaan berupa beasiswa karena prestasinya menyelamatkan salah satu pulau yang sudah sekarat. Namun, usaha mereka taklah semudah membalikkan telapak tangan. Mereka menghadapi banyak hambatan, namun tetap berusaha menyelesaikan misinya menyelamatkan bumi Pulau Raja. Silakan baca novelnya.

 

(Nun)

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun