Mohon tunggu...
Tukijo
Tukijo Mohon Tunggu... Berkarya dan Menginspirasi melalui Tulisan

Penulis lepas di berbagai media massa cetak dan online, penulis buku, editor buku, praktisi, dan pemerhati kurikulum pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perlukan Jam Tambahan "Drilling" TKA bagi Siswa?

23 September 2025   12:55 Diperbarui: 23 September 2025   12:55 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tes Komampuan Akademik (TKA) bagi SMA sederajad bakal digelar tahun ini. Sedangkan jenjang SD, dan SMP sederajad digelar sekitar Maret April 2026. Kemendikdasmen sudah merilis regulasi melalui permendikdasmen nomor 9 tahun 2025 tentang TKA.Hal ini menjadi warning bagi siswa dan guru serta orangtua. Akankah TKA berdampak secara psikologis dan pola belajar siswa seperti saat mengikuti UN?

Memang pemerintah secara tersurat tidak mewajibkan TKA bagi siswa. TKA bersifat opsional bagi siswa yang hasilnya berupa nilai di dalam sertifikat. Sertifikat nilai TKA itu bisa menjadi salah satu syarat mendaftar ke sekolah di jenjang atasnya. Apakah lantas bisa masuk melalui jalur prestasi?Atau sekadar formalitas? Belum juga dilaksanakan, ada semacam euforia TKA. Bedah kompetensi TKA belum jamak dilakukan. Sekolah sudah ancang-ancang  melakukan sosialisasi hingga menambah jam pelajaran ke nol bagi siswa. 

Bagai gayung bersambut, orangtua pun mengiyakan ide-ide jam tambahan oleh sekolah. Bahkan tak malu-malu lagi, dampak jam tambahan pada biaya yang harus dikeluarkan. Narasi yang "menyesatkan" kadang bisa membius orangtua untuk serta merta mengekor keputusan tersebut. Di sisi lain memang pemerintah tidak mewajibkan TKA. Soalnya jika diwajibkan akan berdampak pada isu hak azasi manusia(HAM). Seperti kita ingat pemberlakukan ujian nasional (UN) kala itu, juga dipersoalkan karena dampak psikologi ke siswa stres, trauma, dan sampai sakit. Ini yang menjadikan alasan tidak wajib. Akan tetapi jika dijadikan sebagai salah satu syarat ke SPMB maka mau tidak mau, siswa harus ikut TKA. Mengapa?Karena mereka membutuhkan untuk mendaftar ke sekolah negeri atau ke perguruan tinggi negeri(PTN) bagi siswa SMA.

Jika disetujui maka jam tambahan ke nol bagi siswa dimulai. Dari situlah dag-dig dug siswa juga dimulai. Tidak kalah juga dag dig dug orangtua untuk menyokong dana untuk pelaksanaan jam tambahan. Persis, peristiwa itu seperti beberap tahun silam, saat jelang UN, sekolah sibuk melakukan drilling bagi siswa. Bukan hanya itu, siswa juga ikut meramaikan di bimbel-bimbel yang ada.

Padahal jika kita lihat mata uji untuk SMA yang pokok hanya beberap mata pelajaran, lainnya pilihan. Sedangkan untuk jenjang SMP hanya ada numerasi dan  literasi.  Mau tak mau fokus siswa di TKA untuk 2(dua) jenis mata uji tersebut. Akankah yang lain diabaikan?Atau mungkin dianggap tidak menentukan sebagai pemetaan kemampuan siswa?

Kembali pada efektifitas jam tambahan bagi siswa untuk menghadapi TKA. Perlukah dilakukan sejak dini sebagai bentuk drilling?Atau justru akan lebih baik jika dikondisikan dalam pembiasaan mengerjakan bentuk asesmen harian dengan model soal TKA?Ini yang nanti barang kali menjadi pertimbangan. Perlu ikhtiar lebih awal dalam pembelajaran formal. Tapi tidak tiba-tiba mengerjakan soal TKA. Jika serba mendadak tentu yang terjadi drilling dan dampak psikologis pada siswa. Semoga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun