Mohon tunggu...
Gian Darma
Gian Darma Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

seorang yang suka seni dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pancasila dan Komitmen Pemersatu Bangsa

28 Maret 2018   21:30 Diperbarui: 28 Maret 2018   21:47 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: exotica.com

Hampir dua dekade bangsa kita menyusuri masa pasca reformasi, setelah nyaris selama tiga dekade kita pada masa Orde Baru yang penuh dengan tindakan represif. Di masa ini banyak hal yang merupakan kebenaran sering menjadi kesalahan komunal yang menyakitkan. Beberapa hal dipaksakan sehingga rakyat menjadi kurang respek pada penguasa pada masa ini.

Peta politik mengubah Indonesia dan tiba masa Reformasi. Masa ini adalah  masa dimana demokrasi dianggap sebagai hal terutama dan sangat penting bagi kehidupan berbangsa dan bertanah air Indonesia. Di masa ini , hak berpendapat sangat dihargai oleh negara sehingga terjadi banyak perubahan situasi bangsa. Pengaruh dari luar (negeri) juga menjadi hal yang sulit dibendung.

Pada masa pasca reformasilah, kita dihadapkan pada berbagai macam ancaman disintegrasi bangsa. Pengaruh dan faham dari luar Indonesia datang dan banyak yang merasa faham itu benar. Atas nama kebebasan berekspresi, bangsa Indoensia masuk pada situasi terpolar karena keyakinan. Politik juga memberi andil.

Pada titik ini kita akhirnya sadar bahwa perekat antar warga negara Indonesia itu penting. Perekat itu adalah Pancasila yang pada masa Orde baru , Pancasila seperti dikerdilkan karena menjadi pemahaman yang bersifat wajib tapi tanpa makna. Di masa kini Pancasila menjadi nilai penting.

Di sinilah makna penting dasar negara yang diambil dari nilai-nilai luhur kita sebagai bangsa. Pancasila diambil dari nilai-nilai Nusantara. Akhirnya kita sadar bahwa kita selama ini punya Pancasila. 

Bukan semata sebagai kenangan atau nostalgia, tetapi Dasar Negara kita kita pilih bersama itu bisa mengisi dan menyempurnakan cara bernegara sekaligus memberi tawaran penentram sekaligus jaminan bagi kaum yang berbeda. 

Dalam perjalanan sampai sekarang ini kita butuh Pancasila bukan karena Pancasila sangat sempurna tapi karena kita sudah komit untuk berjalan bersama dalam koridor negara kesatuan Republik Indoensia.

Kita harus sadar bangsa ini bukan milik satu kaum saja tapi milik bersama. Sebagai bangsa yang berbineka, kita membutuhkan Pancasila karena Pancasila tidak menabrak budaya maupun keyakinan (baca : agama). Para perumus dan konseptor Pancasila sadar bahwa rumusan mereka adalah jalan tengah bagi segala perbedaan yang ada.

Kita bisa merujuk pada kisah Muhammad SAW menemukan Piagam Madinah yang digali dari kecermatan melihat realitas plural sekitarnya. Mencari titik temu, bukankah ziarah kebangsaan yang diserukan Tuhan dalam senarai firman-Nya? "Wahai para pengikut kitab suci! 

Marilah kamu semua menuju kepada ajaran dasar kesamaan antara kami dan kamu, yaitu bahwa kita tak menyembah kecuali Allah Tuhan Yang Maha Esa dan bahwa sebagian dari kita---sesama manusia---tidak mengangkat sebagian yang lain sebagai tuhan-tuhan selain Allah Tuhan Yang Maha Esa! Tetapi, jika mereka, para pengikut kitab suci itu menolak, katakanlah olehmu sekalian (wahai kaum beriman), kepada para pengikut kitab suci itu, 'Bersaksilah kamu semua bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kaum Muslimin)'." (Q, 3: 64)

Pancasila harus tetap kita junjung, karena rumusan ini sangat ideal dan lentur bagi kita semua. Pancasila adalah proses negosiasi terus menerus dari sebuah bangsa yang tak bisa tunggal atau seragam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun