Mintalah, maka kamu akan diberi. Carilah, maka kamu akan mendapat. Ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. ~Mat. 7:7
Hari itu, seorang satpam mendekati manajer bank tempat ia bekerja. Dengan suara yang tenang tapi penuh tekad, ia berkata bahwa dirinya adalah lulusan sarjana dan ingin mengikuti tes untuk posisi kosong di bagian administrasi.Â
Bukan keluhan, bukan permintaan belas kasihan, hanya sebuah permohonan sederhana untuk diberi kesempatan membuktikan kemampuan.
Manajernya sempat terdiam. Ia tahu satpam ini sudah bekerja dengan disiplin, selalu datang lebih awal, selalu menyapa setiap orang dengan hormat. Tapi ujian administratif tentu berbeda dengan tugas menjaga pintu.
Setelah mempertimbangkan sejenak, sang manajer mengizinkannya mengikuti proses seleksi seperti kandidat lain.
Tes pun digelar.
Di ruangan yang sama dengan para pelamar berjas rapi, satpam itu duduk dengan kemeja polos dan wajah penuh harapan. Ia tak memiliki koneksi, tak punya rekomendasi khusus. Hanya keyakinan bahwa ia bisa dan keberanian untuk mencobanya.
Beberapa hari kemudian, hasilnya keluar. Nama yang muncul di urutan teratas bukanlah kandidat dengan pengalaman panjang, bukan pula lulusan universitas ternama di luar negeri, melainkan satpam yang sehari-hari menjaga pintu masuk bank itu sendiri.
Pada hari Jumat, ia mengenakan seragam satpam untuk terakhir kalinya. Ia berdiri di depan pintu, seperti biasanya, menyalami rekan-rekan kerja, dan menundukkan kepala penuh rasa syukur.Â
Hari Senin berikutnya, ia duduk di kursi baru, bukan lagi di depan pintu, tapi di balik meja, sebagai asisten administrasi bank.
Dalam foto yang tersebar di media sosial, dua potret itu berdampingan: satu dengan seragam keamanan, satu lagi dengan pakaian kantor. Sederhana, tapi menyentuh. Perjalanan itu bukan tentang status, melainkan tentang keberanian mengubah arah hidupnya sendiri.