Bayangkan juga kalau mereka bikin tagline baru: "Tak ada makan tanpa Gudang Garam." Nah, kalau ini, bisa-bisa semua makanan di warung padang pun naik kelas.
Diversifikasi yang (Terlalu) Literal
Kalau ide ini sampai mampir ke telinga manajemen Gudang Garam, mungkin mereka bakal ngakak sampai jatuh dari kursi.
Sebab faktanya, nama Gudang Garam itu murni hasil inspirasi pendiri, bukan karena dulu mereka pernah dagang garam kiloan di pasar.
Tapi siapa tahu, kan? Sejarah banyak mencatat perusahaan besar yang sukses karena nekat nyoba hal-hal absurd.
Nokia dulu jual kertas toilet sebelum jadi raksasa ponsel. Yamaha awalnya bikin piano, eh, sekarang bikin motor. Jadi, kenapa Gudang Garam nggak boleh bikin garam? Itu baru namanya diversifikasi yang sesuai KTP.
Meski begitu, saat ini Gudang Garam tampaknya lebih asik main proyek besar: bikin bandara megah di Kediri, plus ngurusin bisnis properti. Jadi kalau ditanya apakah mereka serius mau jual garam dapur, jawabannya mungkin: "Nggak lah, kita udah main kelas internasional."
Tapi tetap saja, fantasi tentang "Garam Dapur Cap Gudang Garam" sulit dibuang dari kepala. Itu akan jadi contoh paling literal dalam sejarah bisnis: dari Gudang Garam menjadi benar-benar penjual garam.
Inspirasi di Balik Candaan
Lucunya ide ini justru menyimpan pesan inspiratif. Dunia bisnis memang penuh ketidakpastian. Perusahaan besar pun bisa terguncang kalau hanya terpaku pada satu produk. Ketika satu pintu ditutup (misalnya regulasi rokok makin ketat), harus ada pintu lain yang dibuka.
Diversifikasi bukan cuma soal bertahan hidup, tapi juga soal berani menertawakan diri sendiri, lalu berpikir kreatif. Kalau sebuah raksasa seperti Gudang Garam bisa kita bayangkan jualan garam beryodium, berarti kita pun, sebagai individu, bisa lebih fleksibel menghadapi perubahan hidup.
Jangan takut banting setir, jangan gengsi mulai sesuatu yang baru, bahkan kalau terdengar seaneh apapun.
Untuk sekarang, biarlah Gudang Garam tetap sibuk dengan bandara, properti, dan rokoknya. Tapi, siapa tahu suatu hari nanti, penumpang yang mendarat di Bandara Dhoho akan disambut bukan hanya oleh papan reklame rokok, melainkan juga oleh snack ringan rasa asin khas Gudang Garam.