Pernah gak sih kita kepikiran, kenapa dari Sabang sampai Merauke, seragam sekolah di Indonesia selalu punya pola warna yang sama?
Merah-putih untuk SD, biru-putih buat SMP, dan abu-abu-putih pas SMA atau SMK.
Padahal tiap daerah punya budaya dan corak yang berbeda. Tapi soal seragam? Seragam banget!
Ternyata, warna-warna ini bukan cuma kombinasi kain yang kebetulan cocok. Di baliknya, ada jejak sejarah, filosofi, dan juga harapan besar tentang arah perjalanan bangsa ini.
Dari Bebas Gaya ke Seragam Nasional
Sebelum aturan seragam diseragamkan (secara harfiah), sekolah-sekolah di Indonesia punya gaya sendiri-sendiri.
Di masa kolonial Belanda, hanya sekolah tertentu yang punya seragam ala Eropa. Sementara anak-anak di sekolah rakyat biasanya pakai baju sehari-hari, bahkan kadang busana adat.
Waktu Jepang datang (1942--1945), barulah konsep seragam mulai ditekankan. Tujuannya? Disiplin. Tapi soal warna, masih bebas.
Lalu setelah Indonesia merdeka, kebijakan soal seragam masih ditentukan sekolah atau daerah masing-masing.
Jadi jangan heran kalau dulu ada yang pakai seragam cokelat, biru tua, atau bahkan kombinasi yang sekarang sudah jarang kita lihat. Meski begitu, kemeja putih mulai jadi pilihan umum sebagai atasan.