Di bangku sekolah dan kampus, kita belajar menghitung laba-rugi, menyusun strategi bisnis, bahkan membaca arah pasar global.
Kita tahu bagaimana menumbuhkan keuntungan perusahaan, meminimalkan risiko, dan mengatur neraca.
Tapi hampir tak ada yang mengajarkan kita bagaimana mengelola keuangan rumah tangga.
Kita tidak diajarkan bagaimana menyusun anggaran sederhana: berapa untuk makan, listrik, transportasi, tabungan, dan biaya tak terduga.
Kita tidak tahu bagaimana menghadapi situasi saat uang tinggal sedikit di tengah bulan, atau bagaimana berbicara tentang keuangan tanpa menyulut konflik.
Dan yang paling ironis: tidak semua orang akan menjadi CEO, pemilik bisnis, atau akuntan perusahaan. Tapi hampir semua orang akan menjadi bagian dari sebuah keluarga: sebagai anak, pasangan, atau orang tua.
Lalu kenapa yang kita pelajari justru yang jarang kita jalani?
Realita yang Tak Pernah Masuk Buku Pelajaran
Banyak orang pintar yang gelarnya panjang, tapi bingung kenapa gaji selalu habis sebelum tanggal muda.
Banyak pasangan yang saling mencintai, tapi terjebak pertengkaran karena uang.