Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis

Pegiat Literasi Politik Domestik | Kompasianer

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kenapa Kita Diajar Mengelola Perusahaan, tapi Tidak Diajar Mengelola Keluarga?

10 Juli 2025   21:04 Diperbarui: 10 Juli 2025   21:04 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasangan keluarga muda | Gambar olahan pribadi (AI)

Di bangku sekolah dan kampus, kita belajar menghitung laba-rugi, menyusun strategi bisnis, bahkan membaca arah pasar global.

Kita tahu bagaimana menumbuhkan keuntungan perusahaan, meminimalkan risiko, dan mengatur neraca.

Tapi hampir tak ada yang mengajarkan kita bagaimana mengelola keuangan rumah tangga.

Kita tidak diajarkan bagaimana menyusun anggaran sederhana: berapa untuk makan, listrik, transportasi, tabungan, dan biaya tak terduga.

Kita tidak tahu bagaimana menghadapi situasi saat uang tinggal sedikit di tengah bulan, atau bagaimana berbicara tentang keuangan tanpa menyulut konflik.

Dan yang paling ironis: tidak semua orang akan menjadi CEO, pemilik bisnis, atau akuntan perusahaan. Tapi hampir semua orang akan menjadi bagian dari sebuah keluarga: sebagai anak, pasangan, atau orang tua.

Lalu kenapa yang kita pelajari justru yang jarang kita jalani?

Realita yang Tak Pernah Masuk Buku Pelajaran

Banyak orang pintar yang gelarnya panjang, tapi bingung kenapa gaji selalu habis sebelum tanggal muda.

Banyak pasangan yang saling mencintai, tapi terjebak pertengkaran karena uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun