Tulisan ini saya persembahkan buat kamu pelamar (cowok) yang niatnya cuma mau lihat karyawan berkulit bening dan bermata sendu yang kebetulan melintas di selasar kantor.
Persiapan sudah maksimal.
CV pakai template premium.
Jawaban-jawaban interview sudah dilatih seminggu penuh di depan kaca, lengkap dengan gestur tangan.
Kemeja disetrika, rambut disisir, dan doa sudah dipanjatkan agar pewawancara tidak terlalu galak.
Lalu datanglah momen itu.
Pintu terbuka.
Dan di depan mata, duduk seorang HRD yang, jujur saja, terlalu cantik dan manis untuk ukuran situasi genting seperti ini.
Senyumnya lembut, wajahnya manis, rambut panjang lurus, dan gaya bicaranya santun tapi tegas.
Bukan hanya percaya diri, tapi juga punya aura seperti "dia tahu kamu grogi tapi dia biarkan saja kamu berkeringat."
Seketika, semua teori interview hilang dari kepala.
Yang tersisa cuma suara hati:
"Fokus bro, ini kerjaan... bukan syuting FTV!"
Pertanyaannya padahal standar:
"Bisa ceritakan tentang pengalaman kamu mengelola konflik dalam tim?"
Tapi jawabannya malah jadi:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!