Jam dinding menunjukkan pukul 22.17.
Lantai kantor sudah sepi. Lampu sebagian dipadamkan. Pendingin ruangan masih menyala dengan suhu dingin yang tidak manusiawi, dan kamu masih duduk menatap layar laptop, mengejar deadline yang sudah lewat dua hari sejak ditentukan.
Di grup WhatsApp, bos mengirim stiker:
"Semangat ya, tim hebat!"
Di Instagram, dia baru saja mengunggah foto sunset di Maldives.
Keringatmu, Story Liburannya
Kamu tidak iri. Katanya ini bagian dari profesionalisme. Kamu bekerja demi target. Dia berlibur demi "me-recharge energi untuk memimpin".
Itu narasi korporat yang sudah dihafal semua orang, bahkan tanpa perlu disosialisasikan.
"Bekerja keraslah, nanti rezeki tidak akan kemana."
Benar. Tidak kemana-mana.
Tetap di atas.
Tetap di kantor atasan.