Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis

Quod Scripsi, Scripsi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ketika HRD Mati Kutu di Ruang Wawancara

29 Juni 2025   14:17 Diperbarui: 29 Juni 2025   14:17 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wawancara kerja | Gambar olahan AI

Konon katanya, di atas langit ada langit. Tapi di dunia kerja, di atas nasib ada HRD. Mereka adalah para penjaga gerbang suci rekrutmen. Mereka menyortir CV seperti Tuhan menyortir dosa, dan melempar yang tak layak ke neraka bernama: "kami akan hubungi Anda kembali."

Namun sesekali, langit bisa runtuh. HRD, yang biasanya duduk nyaman dengan blazer resmi dan ekspresi netral penuh kuasa, bisa juga mati kutu. Tak berdaya. Terdiam. Bahkan ingin menghilang dari ruang wawancara seperti tab browsing kantor yang ketahuan buka Shopee.

Berikut adalah lima tragedi paling memalukan yang bisa membuat HRD kehilangan mahkota kerajaannya. Lengkap dengan contoh nyata dari dunia fana perekrutan.

1. Ketika Kandidat Terlalu Pintar dan HRD Terlalu Google-Translate

HRD: "Jadi kamu biasa pakai Python ya? Python itu kayak Excel kan, tapi lebih advance?"

Kandidat: "Python itu bahasa pemrograman. Excel itu spreadsheet. Mungkin analoginya kayak membandingkan roti tawar dengan oven."

Zing! HRD terdiam. Google tidak membantunya hari itu.

Fenomena ini sering terjadi saat HRD mencoba bertanya soal teknis, padahal ilmu terakhir yang dia kuasai adalah Microsoft Word dan teori MBTI. Begitu kandidat menjelaskan dengan fasih perbedaan front-end, back-end, AI, API, dan semua kata asing lainnya, HRD pun mulai berpikir untuk pindah profesi jadi barista.

2. Ketika Kandidat Bertanya Balik, dan HRD Merasa Diwawancara

Kandidat: "Boleh saya tahu bagaimana struktur pengambilan keputusan di tim ini? Apakah transparan atau terpusat pada satu individu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun