Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kasihan Prabowo, 2 Kader Gerindra Berurusan dengan KPK

25 November 2020   18:12 Diperbarui: 26 November 2020   01:44 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edhy Prabowo (kiri), Prabowo Subianto (tengah), dan Iis Rosita Dewi (kanan) | Instagram @iisedhyprabowo via pikiran-rakyat.com

Tertangkapnya Menteri KKP Edhy Prabowo, istrinya (Iis Rosita Dewi), dan 15 orang lainnya (pejabat KKP dan sejumlah pihak swasta) bisa dibilang hasil tangkapan fenomenal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di masa kepemimpinan Ketua KPK Firli Bahuri.

Ya, selain jumlahnya lumayan, di masa Firli ini, dua pejabat negara ditangkap sekaligus, seorang menteri dan seorang anggota DPR RI periode 2019-2024, di mana pasangan suami-istri dan berasal dari partai yang sama yaitu Partai Gerindra.

Seperti diberitakan media, kasus yang membelit Edhy dan Iis yakni terkait perizinan ekspor benih lobster atau benur untuk  menentukan siapa saja calon eksportir. Menurut kabar, ada permainan di balik penentuan nama eksportir.

Edhy dan Iis ditangkap pada Rabu (25/11) dini hari pukul 01.23 WIB di Bandara Soekarno-Hatta, saat baru tiba dari kunjungan kerja di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat. Kasus mereka sedang ditangani KPK, dan kemungkinan besar mereka akan jadi tersangka.

Rombongan Edhy ke Amerika Serikat dalam rangka penandatanganan kerjasama antara KKP dengan Oceanic Institute of Hawaii Pacific University. Berdasarkan keterangan Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri, ada sejumlah barang bukti yang diamankan terkait kasus, termasuk kartu debit ATM.

Menyedihkan, bukan? Presiden Joko Widodo tentu kecewa karena anak buahnya tidak amanah menjalankan tugas dan terlibat dugaan kasus korupsi. Dan bukan hanya Presiden Jokowi, Prabowo Subianto selaku Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra malu luar biasa.

Bagaimana tidak malu, di samping Edhy dan Iis kader Gerindra yang notabene pasangan suami-istri, Prabowo juga beberapa waktu yang lalu, yaitu saat Debat Capres-Cawapres di Hotel Bidakara Jakarta (Kamis, 17 Januari 2019) pernah berujar bahwa partainya sudah terbebas dari korupsi.

Prabowo mengatakan kala itu, jika ada kader partainya yang terbukti korupsi, dia sendiri yang akan menyeret mereka ke penjara. Ia yakin dan optimis, Gerindra merupakan salah satu partai yang paling keras melawan korupsi.

"Saya jamin Partai Gerindra akan melawan korupsi sampai ke akar-akarnya. Kalau ada anggota Partai Gerindra korupsi, saya sendiri yang akan masukkan (kader) ke penjara," ujar Prabowo.

Kiranya keyakinan Prabowo berdasar, sebab memang selama ini belum ada kader Gerindra, khususnya di lembaga tinggi negara semisal DPR RI yang tersangkut kasus korupsi. Sehingga patutlah ia bangga dan gagah mengatakan hal itu.

Maka dengan ditangkapnya Edhy dan Iis, pengakuan Prabowo dulu menjadi termentahkan. Ternyata tidak sesuai kenyataan pada akhirnya. Tidak main-main, orang yang mementahkannya menteri dan anggota DPR RI.

Tidak heran ketika kader sekaligus mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono menilai, kasus Edhy dan Iis semacam "tabokan" luar biasa di muka Prabowo. Tidak hanya tertabok, Arief pun menilai kasus ini bakal mengubur mimpi Prabowo yang masih ingin jadi presiden kelak.

"Nah, dengan ditangkapnya Edhy Prabowo, tamat sudah cita-cita Prabowo Subianto jadi presiden Indonesia serta akan berpengaruh terhadap elektabilitas Partai Gerindra. Ini pelajaran besar sekaligus tabokan besar bagi Prabowo sebagai bos besarnya Edhy Prabowo bahwa ternyata mulut yang sudah berbusa-busa dengan mengatakan korupsi di Indonesia sudah stadium empat, ternyata justru Edhy Prabowo anak buahnya dan hasil didikan Prabowo sendiri justru menjadi menteri pertama di era Jokowi yang terkena operasi tangkap tangan oleh KPK," kata Arief, Rabu (25/11).

Betul yang dikatakan Arief, Edhy adalah menteri pertama Presiden Jokowi yang tersandung kasus hukum serta kader Gerindra juga. Soal istilah "korupsi stadium empat", memang dulu Prabowo pernah berujar demikian atas keprihatinannya pada kasus korupsi di tanah air.

Terkena kasus dugaan korupsi, Edhy tampaknya lupa dengan tekadnya dulu ketika diangkat jadi menteri. Ia sempat berjanji bakal bekerja sebaik-baiknya karena tidak ingin mempermalukan Presiden Jokowi dan Prabowo.

Lalu mengapa Arief menyebut "anak didik", maksudnya apa? Maksudnya ialah, Edhy mendapat jabatan menteri sekarang ini tidak terlepas dari jasa Prabowo. Seperti diketahui, sewaktu Gerindra diberi jatah menteri oleh Presiden Jokowi, selain dirinya, Prabowo memilih Edhy yang kemudian diposisikan sebagai Menteri KKP.

Apakah cuma itu? Tidak. Hampir separuh perjalanan hidup Edhy selalu bersama Prabowo. Edhy adalah anak angkat Prabowo. Karir Edhy terbentuk karena didikan Prabowo. Sila baca (klik): Mengenal Edhy Prabowo, "Anak Angkat" Prabowo Subianto dan Calon Menteri Jokowi.

Cerita singkatnya begini. Edhy yang lahir di Muara Enim pada 24 Desember 1971, seusai tamat dari SMA Negeri 1 Muara Enim (1991), ia melanjutkan pendidikan di Akademi Militer namun tidak sampai lulus karena dipecat gara-gara kurang disiplin.

Akhirnya Edhy pulang kampung. Dan tidak lama, ia dikenalkan oleh seseorang untuk bertemu Prabowo. Terjadilah pertemuan itu di Jakarta. Ia lalu dibantu Prabowo. Dipekerjakan di perusahaan milik Prabowo di perbatasan Kalimantan, diminta latihan silat, dan disekolahkan sampai lulus S-2 di Swiss-German University.

Bahkan Edhy juga pernah diboyong Prabowo ke Yordania untuk mengurus perusahaan di sana. Pokoknya sebelum kemudian jadi anggota DPR RI periode 2014-2019, Edhy punya banyak jejak karir, yang sebagian besar ditorehkan di perusahaan Prabowo. Dari jabatan direktur sampai komisaris.

Di mata Prabowo, Edhy itu ibarat anak kandung. Pendidikannya difasilitasi, karirnya dibantu, dan jabatan-jabatan publik dipermudah untuk diperoleh. Masih kurang apa? Wajarlah jika nantinya Prabowo merasa terpukul.

Terpukul karena dua kadernya tersangkut kasus korupsi, Edhy tidak bisa menjaga kehormatan orang tua angkatnya, serta citra baik Prabowo dan Gerindra tidak mampu dijaga.

Kasihan benar Prabowo. Semoga ia tidak marah besar, tetap sabar, dan terus semangat melayani masyarakat lewat jabatannya sebagai menteri pertahanan. Mudah-mudahan kasus Edhy dan Iis menjadi pembelajaran bagi pejabat publik, khususnya mereka yang berasal dari Gerindra.

Sekian. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun