Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

tuho.sakti@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Trump Buat Soleimani Tewas tanpa Restu Kongres AS, Motif Diduga Terkait Pilpres 2020?

4 Januari 2020   21:04 Diperbarui: 5 Januari 2020   00:33 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden AS Donald Trump dan Komandan Pasukan Quds Iran Mayor Jenderal Qasem Soleimani | Gambar: tribunnews.com

Demikian pula dengan Iran. Perseteruan terbuka dengan AS yang sudah berjalan sejak AS menarik diri dari perjanjian nuklir bakal semakin memuncak. Ditambah lagi, di mata pemimpin dan warga Iran, Soleimani adalah sosok amat penting. Itulah kenapa Soleimani disebut martir.

Atas ulah Trump, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bersumpah akan melakukan pembalasan mengerikan terhadap AS, di sela mengumumkan waktu tiga hari berkabung atas kematian Soleimani.

"Balas dendam yang sangat menyakitkan menunggu para kriminal yang telah menumpahkan darah pada martir itu di tangan mereka," demikian tertulis di akun Twitter pribadinya.

Khamenei dalam pernyataan lewat situs resmi juga dikabarkan telah menunjuk pengganti Soleimani, yaitu Brigadir Jenderal Esmail Qaani yang sebelumnya mendampingi Soleimani sebagai Wakil Komandan Pasukan Quds. Qaani diminta meneruskan perjuangan Soleimani dan bangsa Iran.

Esmail Qaani | Gambar: thenational.ae
Esmail Qaani | Gambar: thenational.ae
"Usai mati syahidnya jenderal agung Haji Qasem Soleimani, saya menunjuk Brigadir Jenderal Esmail Qaani sebagai Komandan Pasukan Quds pada Korps Garda Revolusi Islam (Iran). Jenderal Esmail Qaani telah menjadi salah satu komandan paling terkemuka dalam Pertahanan Suci dan telah mengabdi bersama Komandan Martir (Soleimani-red) dalam Pasukan Quds selama bertahun-tahun. Agenda Pasukan Quds akan persis sama seperti saat di bawah kepemimpinan martir Soleimani, saya ingin berterima kasih kepada semua kolega atas kerja sama mereka dengan Komandan Qaani, dan saya mendoakan kesuksesan, penerimaan dan bimbingan ilahi untuknya," kata Khamenei dalam tulisan pada situs resmi.

Bukan mendoakan agar terjadi, akan tetapi tampaknya pasca serangan AS dan tewasnya Soleimani bakal ada aksi balas-membalas antara AS dan Iran-Irak. Yang pasti dalam bentuk serangan militer. Semoga negara lain tidak ikut-ikutan terlibat dalam perang, namun berusaha menjadi penengah supaya perdamaian tercipta.

Fakta lain dari serangan Trump ada lagi, yakni ternyata tanpa sepengetahuan atau tidak berkonsultasi dengan Kongres DPR AS. Hal itu dikeluhkan oleh Ketua Komisi Luar Negeri Parlemen AS, Eliot Engel. Trump dianggap telah menghina Kongres yang nyata sebagai bagian dari lembaga pemerintahan.

Eliot Engel | Gambar: scvtv.com
Eliot Engel | Gambar: scvtv.com
"Soleimani adalah dalang kekerasan luar biasa, darah warga AS ada di tangannya. Tetapi melakukan aksi tanpa melibatkan Kongres akan menimbulkan masalah hukum serius, ini merupakan penghinaan terhadap kekuatan kongres sebagai cabang pemerintahan yang setara," ujar Engel seperti dikutip dari AFP (3/1).

Melihat fakta ini, artinya jika masih diberi kesempatan lagi, barangkali Trump bisa dimakzulkan oleh Kongres DPR untuk kedua kalinya, seperti yang terjadi pada bulan lalu (Rabu, 18/12/2019). Tapi itu tidak mungkin. Memakzulkan cukup sekali. Padahal pada Januari ini, Trump dikabarkan akan berhadapan juga dengan ancaman pemakzulan di Kongres Senat, apakah mungkin selamat atau tidak.

Sila baca: Trump Mungkin Sulit Lengser, tapi Mimpinya Terancam Bergeser

Berikutnya, ternyata pula misi di balik serangan Trump diduga mengandung motif politik, yaitu terkait kepentingannya di Pilpres 2020 yang akan dihelat pada Selasa, 3 November 2020. Hal ini disampaikan oleh pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia (UI), Shofwan Al Banna Choiruzzad.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun