Mohon tunggu...
Tarisa Az Zahra
Tarisa Az Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia 2022

Pendidikan adalah cara saya untuk bisa menutupi kelemahan dan akan menyelimutinya dengan kesukesan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Membangun Masa Depan Keadilan: Teknik dan Sistem Apa yang Harus Direalisasikan Mahasiswa?

17 Juli 2023   18:41 Diperbarui: 17 Juli 2023   19:02 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.canva.com/

TEKNIK DAN SISTEM PERSIDANGAN YANG HARUS DIREALISASIKAN MAHASISWA

Persidangan memiliki banyak makna tergantung disandingkan dengan kasus apa dan dimana dilaksanakannya. Persidangan ini juga terjadi di lingkungan kampus dan kata persidangan memiliki banyak makna penting bagi mahasiswa. Persidangan memberikan mahasiswa kesempatan untuk mempelajari dan memahami proses hukum secara praktis. Mereka dapat melihat bagaimana hukum diterapkan dalam konteks nyata dan memahami peran dan prosedur yang terlibat dalam persidangan. Ini membantu mereka memperdalam pemahaman mereka tentang sistem peradilan dan mempersiapkan mereka untuk karir hukum atau studi lanjut di bidang tersebut.

Melalui persidangan, mahasiswa dapat terlibat langsung dalam isu-isu hukum yang berkaitan dengan keadilan dan hak asasi manusia. Mereka dapat melihat bagaimana proses persidangan mempengaruhi individu dan masyarakat secara luas. Persidangan menjadi jendela yang membuka wawasan mereka tentang permasalahan sosial, diskriminasi, dan ketidakadilan yang ada di dalam sistem peradilan.

Persidangan juga membantu mahasiswa mengembangkan berbagai keterampilan penting, seperti keterampilan berbicara di depan umum, kemampuan menganalisis bukti dan argumen, kemampuan mendengarkan dengan empati, dan kemampuan bekerja dalam tim. Keterampilan ini berguna dalam berbagai bidang karier dan kehidupan sehari-hari, termasuk negosiasi, advokasi, dan kepemimpinan.

Persidangan memberikan mahasiswa kesempatan untuk berkontribusi pada isu-isu hukum yang mereka anggap penting. Mereka dapat terlibat dalam kasus-kasus yang menimbulkan perdebatan sosial atau perubahan hukum. Persidangan juga memberikan platform bagi mahasiswa untuk menyuarakan pendapat mereka, mendorong reformasi hukum, dan memperjuangkan keadilan.

Melalui persidangan, mahasiswa menjadi lebih sadar akan kekuatan, keterbatasan, dan tantangan yang dihadapi dalam sistem peradilan. Mereka dapat mengamati bagaimana faktor sosial, politik, dan ekonomi mempengaruhi keputusan hukum. Kesadaran ini dapat memotivasi mahasiswa untuk terlibat dalam reformasi sistem peradilan dan mendorong perubahan yang lebih adil. Dengan demikian, persidangan memiliki makna penting bagi mahasiswa dalam membentuk pemahaman hukum, kesadaran sosial, pengembangan keterampilan, kesempatan kontribusi, dan pemahaman yang lebih luas tentang sistem peradilan.


Penting bagi mahasiswa untuk merealisasikan teknik dan sistem persidangan yang lebih progresif dan inklusif. Sudah saatnya mempertimbangkan penghapusan hakim sebagai otoritas tunggal dalam persidangan dan menggantinya dengan panel yang terdiri dari masyarakat yang beragam dan memiliki berbagai perspektif. Dengan demikian, keputusan akan menjadi hasil dialog dan kolaborasi, yang mewakili aspirasi dan kepentingan yang lebih luas dalam sistem peradilan.

Teknik dan sistem persidangan yang direalisasikan oleh mahasiswa tidak hanya penting, tetapi juga menjadi fondasi utama dalam membangun kualitas pendidikan di perguruan tinggi. Persidangan memiliki peran krusial sebagai bentuk evaluasi yang objektif dan transparan, yang secara efektif menguji pemahaman dan kemampuan mahasiswa dalam berbagai bidang studi.

Dalam persidangan, mahasiswa diuji dalam kemampuan mereka untuk menyajikan argumen, menganalisis informasi, dan merumuskan pemikiran yang rasional. Mereka harus mampu mengkomunikasikan ide-ide mereka dengan jelas, memberikan justifikasi yang kuat, dan mempertahankan pandangan mereka secara logis. Dengan demikian, persidangan menciptakan lingkungan yang memacu mahasiswa untuk mengasah keterampilan berbicara di depan umum, berpikir kritis, serta meningkatkan pemahaman mendalam tentang materi yang dipelajari.

Selain itu, persidangan juga mendorong mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan kolaboratif dan kerja tim. Dalam persidangan, mereka sering bekerja dalam kelompok atau tim untuk mempersiapkan presentasi dan menjawab pertanyaan dari panel atau audiens. Hal ini memperkuat kemampuan mereka dalam berkoordinasi, berbagi tugas, serta berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Kolaborasi yang solid dalam persidangan membangun sikap saling mendukung dan menghargai pendapat, yang penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan kreatif.

Lebih jauh lagi, persidangan memberikan peluang bagi mahasiswa untuk menerima umpan balik langsung dari panel dan audiens. Ini memberi mereka kesempatan untuk memperbaiki kelemahan dan memperkuat kekuatan dalam pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki. Persidangan memungkinkan mahasiswa untuk belajar dari pengalaman langsung, mengasah keahlian presentasi, serta meningkatkan kepercayaan diri dalam berbicara di hadapan publik.

Salah satu teknik yang harus direalisasikan adalah penggunaan metode diskusi terbuka yang memainkan peran penting dalam membangun kualitas persidangan. Diskusi terbuka menciptakan ruang untuk setiap peserta untuk menyampaikan pendapat, bertukar ide, dan saling mendengarkan dengan penuh pengertian. Dalam konteks persidangan, metode ini dapat digunakan untuk membahas topik-topik tertentu secara mendalam, memperluas pemahaman, dan mendorong refleksi kritis.

Dalam diskusi terbuka, mahasiswa memiliki kesempatan untuk berbagi pemikiran mereka, memberikan argumen yang kuat, dan menyampaikan pandangan yang berbeda. Mereka dapat mengajukan pertanyaan, menyampaikan perspektif alternatif, dan saling memperkaya pemahaman. Dalam lingkungan yang inklusif dan terbuka, diskusi terbuka mendorong mahasiswa untuk mendengarkan dengan hati-hati, menghargai perbedaan, dan menghormati pendapat orang lain.

Melalui diskusi terbuka, mahasiswa dapat belajar dari pengalaman kolega mereka dan memperoleh wawasan baru dari sudut pandang yang berbeda. Mereka dapat mengidentifikasi kelemahan atau kekurangan dalam argumen mereka sendiri, memperkaya gagasan mereka dengan ide-ide baru, dan melihat topik dari berbagai perspektif. Diskusi terbuka juga membangun kemampuan mahasiswa untuk berpikir reflektif, mengembangkan argumen yang berlandaskan bukti, dan menghargai kompleksitas isu-isu yang dibahas.

Selain itu, diskusi terbuka mendorong interaksi sosial dan pembangunan hubungan antar mahasiswa. Dalam suasana yang saling mendukung dan terbuka, mahasiswa dapat membangun hubungan yang kokoh, memperluas jaringan, dan memperoleh teman sebaya yang berbagi minat dan tujuan yang sama. Kolaborasi yang terjalin dalam diskusi terbuka menciptakan iklim belajar yang positif dan memperkuat komunitas akademik di antara mahasiswa.

Kemudian, sistem penilaian yang adil juga perlu diterapkan dalam persidangan. Penilaian harus didasarkan pada kriteria-kriteria objektif seperti kejelasan argumen, pemahaman materi, serta kemampuan berkomunikasi dengan baik. Dengan adanya sistem penilaian yang jelas dan transparan, mahasiswa akan merasa lebih termotivasi untuk belajar dan meningkatkan kemampuan mereka.

Dalam sebuah persidangan, keberadaan moderator atau fasilitator juga sangat penting. Moderator bertugas mengarahkan jalannya diskusi agar tetap fokus pada topik yang dibahas serta menjaga agar semua peserta memiliki kesempatan untuk berbicara. Moderator juga dapat membantu menciptakan suasana yang kondusif bagi pertukaran ide-ide.

Moderator dalam persidangan berperan sebagai penghubung antara peserta, membantu menjaga ketertiban dan menghindari perdebatan yang tidak produktif. Mereka memastikan bahwa setiap peserta dapat mengemukakan pandangannya dengan rasa hormat, dan mengelola waktu dengan bijaksana agar setiap isu yang relevan dapat dibahas secara memadai. Selain itu, moderator juga dapat mengajukan pertanyaan kritis, mendorong pemikiran mendalam, dan menghubungkan berbagai konsep yang dibahas.

Dengan kehadiran moderator yang efektif, persidangan dapat berjalan dengan lancar, tanpa adanya dominasi suara yang berlebihan dan diskusi yang berantakan. Moderator membantu menjaga fokus, menghormati setiap pendapat, dan memfasilitasi pertukaran ide-ide yang konstruktif. Hal ini menciptakan lingkungan yang aman dan terbuka bagi mahasiswa untuk berkontribusi dengan optimal.

Selain itu, moderator juga dapat memanfaatkan teknologi atau alat bantu yang tersedia, seperti aplikasi voting atau polling, untuk melibatkan semua peserta dalam pengambilan keputusan atau penilaian dalam persidangan. Dengan demikian, keberadaan moderator yang kompeten dan teknologi yang sesuai dapat meningkatkan efektivitas dan keadilan dalam proses persidangan.

Dalam rangka mewujudkan teknik dan sistem persidangan yang baik, perguruan tinggi memiliki peran penting dalam memberikan pelatihan kepada mahasiswa mengenai keterampilan berdiskusi, berargumen, dan berkomunikasi dengan baik. Pelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa agar siap menghadapi persidangan dengan percaya diri dan mampu memberikan kontribusi yang berarti dalam diskusi tersebut.

Melalui pelatihan keterampilan berdiskusi, mahasiswa akan belajar bagaimana mengorganisir pikiran mereka, mengemukakan pendapat dengan jelas, dan menanggapi pendapat orang lain secara terstruktur. Mereka akan belajar memahami pentingnya mendengarkan dengan aktif, menunjukkan sikap terbuka terhadap ide-ide baru, dan membangun argumen yang didukung oleh bukti dan logika yang kuat. Pelatihan ini juga akan membantu mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan analisis dan sintesis informasi, serta mengasah keterampilan berpikir kritis.

Selain itu, pelatihan keterampilan berargumen akan membantu mahasiswa memahami cara membangun argumen yang koheren, mempertahankan posisi dengan baik, dan merespons kritik secara efektif. Mereka akan belajar bagaimana menggunakan logika, bukti, dan pemahaman mendalam tentang materi untuk memperkuat argumen mereka. Pelatihan ini juga akan membantu mahasiswa dalam mengenali dan menghindari kesalahan pemikiran yang umum, seperti generalisasi yang tidak valid, pemikiran silang, atau penalaran yang terlalu emosional.

Selanjutnya, pelatihan keterampilan berkomunikasi yang baik akan membantu mahasiswa dalam mengasah kemampuan berbicara di depan umum, menyampaikan pesan dengan jelas, dan beradaptasi dengan audiens yang beragam. Mereka akan belajar bagaimana mengontrol intonasi, gerakan tubuh, dan bahasa tubuh untuk meningkatkan keefektifan komunikasi. Pelatihan ini juga akan membantu mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan mendengarkan dengan empati, memperhatikan isyarat nonverbal, dan memberikan respons yang tepat.

Dengan adanya pelatihan yang komprehensif mengenai keterampilan berdiskusi, berargumen, dan berkomunikasi dengan baik, mahasiswa akan siap menghadapi persidangan dengan percaya diri. Mereka akan mampu menyampaikan argumen yang kuat, berpartisipasi aktif dalam diskusi, dan memberikan kontribusi yang berarti. Pelatihan ini juga akan membekali mereka dengan keterampilan yang berharga untuk situasi-situasi kehidupan nyata, seperti presentasi, debat, atau negosiasi.

Dalam kesimpulan, untuk mewujudkan teknik dan sistem persidangan yang baik, mahasiswa perlu menerapkan beberapa elemen penting. Pertama, metode diskusi terbuka memberikan kesempatan bagi semua peserta untuk berpartisipasi aktif, bertukar ide, dan meningkatkan pemahaman dalam bidang studi mereka.

Kedua, sistem penilaian yang adil memberikan landasan objektif untuk mengevaluasi kemampuan mahasiswa, didasarkan pada kriteria yang jelas dan transparan. Ketiga, keberadaan moderator atau fasilitator dalam persidangan membantu menjaga jalannya diskusi yang fokus, adil, dan inklusif, serta mengarahkan pertukaran ide-ide yang konstruktif. Terakhir, pelatihan keterampilan komunikasi menjadi penting dalam membekali mahasiswa dengan kemampuan berbicara, mendengarkan, dan berargumen secara efektif.

Dengan menerapkan metode diskusi terbuka, sistem penilaian yang adil, kehadiran moderator atau fasilitator yang efektif, serta pelatihan keterampilan komunikasi, diharapkan mahasiswa dapat mengoptimalkan pemahaman mereka dalam bidang studi dan menjadi individu yang lebih aktif, terampil, dan berpengetahuan luas. Mereka akan memiliki kemampuan untuk menyampaikan pendapat dengan jelas, berinteraksi dengan baik dalam diskusi, dan menghargai pandangan yang berbeda.

Dengan demikian, persidangan dapat menjadi wadah yang bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kepercayaan diri mereka dalam berdiskusi dan berpartisipasi dalam pertukaran ide-ide yang bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun