Mohon tunggu...
Tuanku Damanhuri
Tuanku Damanhuri Mohon Tunggu... Penulis - Padang Pariaman Bicara

Lakuang maninjau kalam manyigi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kereta Cepat dan Banyak Cirik Minyak, Bandung Melahirkan Mimpi untuk Kembali Dikunjungi

8 Maret 2024   16:14 Diperbarui: 8 Maret 2024   16:17 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat menunggu kereta cepat di stasiun Padalarang. (foto dokpri)

Sampai jumpa lagi di Bandung. Kata-kata ini setidaknya pembenar, betapa Bandung tak akan pernah puas untuk dikunjungi.

Sengaja di buat di dinding dekat pintu naik eskalator stasiun Bandung. Dan memang, stasiun yang diresmikan sejak 17 Mei 1884 ini menjadi tumpuan para penumpang kereta api.

Ditambah sejak mulainya kereta api cepat Jakarta - Bandung, stasiun ini semakin padat saja.

Rombongan PWI dan Kominfo Pariaman yang melakukan studi komparatif ke Bandung, Rabu 6 Maret 2024 juga lewat jalur stasiun ini untuk sampai ke Jakarta.

Sepertinya, stasiun Bandung ini punya kisah dan cerita tersendiri. Paling tidak kisah di setiap orang yang menggunakan moda transportasi cepat, bebas macet, dan tetap bisa maksimal beraktivitas.

Rombongan yang dipimpin Kepala BPKAD Buyung Lapau, Sekdis Kominfo Riky Falantino, Ketua PWI Ikhlas Bakri berangkat dari hotel ke stasiun, pagi setelah sarapan di hotel.

Dengan mobil yang berbeda. Sehingga tiba di stasiun tidak bersamaan. Meski demikian, tak seorang pun dari rombongan yang ditinggal oleh kereta.

Hanya bingung disuruh ke selatan dari utara, lalu balik lagi. Lama berputar naik turun eskalator, baru bersua kawan yang duluan dan terakhir berangkat dari hotel.

H. Suardi Aminsyah Koto. Wartawan senior yang ikut nyaris tertinggal dan sedikit sibuk bolak balik di stasiun itu.

Tentu kesasar itu tak pula serta merta. Ada hubungan barangkali dengan garah selama di atas mobil, yang sopirnya seorang cewek asal Sumatera, tapi sudah lama di bumi Pasundan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun