"huh, bukan begitu, sayang. Tolong mengerti bahwa aku tidak pernah bercanda saat aku berkata bahwa aku menyayangimu. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku menyayangimu, bahwa aku bersedia menerimamu. Aku berharap kamu sudah cukup dengan itu." sekarang aku ingin menangis jadinya.
"tolong, jangan merasa tidak berguna. Tidak ada alasan untukku menganggapmu seperti itu. hentikan semua pemikiran itu. baiklah, akan aku katakan tentang ruang tersembunyi itu padamu." lanjutku.
"jadi benar, ya?" tanyamu.
"benar. aku memang memiliki satu sudut dalam ruangan yang tidak akan kubiarkan orang lain mengusik itu. di dalamnya ada begitu banyak kesedihan, kekuranganku, juga segala hal tidak menyenangkan tentangku. Dan aku tidak membiarkanmu tahu tentang itu. aku hanya ingin memberimu yang terbaik. aku ingin kamu merasa nyaman membersamaiku, karena aku tidak ingin ditinggalkan." Akhirnya aku mengakui hal ini.
"kenapa begitu? Apa kamu berpikir bahwa aku bercanda tentang perasaanku? sekarang aku merasa bahwa selama ini aku yang selalu menerima senang tanpa tahu bahwa sebenarnya kamu tidak tenang. Tolong, jangan buat aku menjadi tokoh jahat dalam cerita ini." Terangmu.
"tidak, kamu tidak pernah jahat"
"mulai sekarang, berjanjilah padaku. Bahwa kamu tidak hanya akan mmebuatku nyaman, tapi juga izinkan aku memberimu aman. Sedihmu, kurangmu, dan segala hal yang kamu sebut tidak menyenangkan itu, mungkin aku tidak bisa menghilangkannya. Tapi, aku mau kamu mempercayaiku, bahwa keputusanmu memilihku bukanlah pilihan yang salah." Pintamu
"kenapa kamu begitu luar biasa? Baiklah, aku berjanji mulai sekarang, aku akan mencobanya. Tapi kamu juga harus berjanji bahwa kamu tidak akan mudah menyerah atasku."
"baiklah, mari kita tepati janji kita masing-masing" katamu pada akhirnya.
Hari itu aku sadar, bahwa pada akhirnya, akan ada seseorang yang menerima segala sisi yang kumiliki.