Mohon tunggu...
Tsinta A. N. Nabilah
Tsinta A. N. Nabilah Mohon Tunggu... Lainnya - Tim bubur nggak diaduk

You must stay drunk on writing so reality cannot destroy you

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Budak Korporat Malah Jadi Dream Job Para Gen-Z?

4 September 2022   17:15 Diperbarui: 4 September 2022   17:18 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jadi budak korporat kayaknya seru deh, apalagi dengan ke-hectic-annya"
"Seru banget kerja duduk depan komputer, terus nanti break bisa ambil cemilan sepuasnya,"
"Pasti asik kerja kantoran, sok sok-an sibuk dari Senin sampai Jumat, terus weekend nya dibuat healing deh,"

Kalian pernah terlintas pikiran-pikiran tersebut?
Jika iya, berarti kita sama!

Kerja kantoran masih memiliki stigma yang baik di masyarakat, seperti kerjaan yang nggak terlalu melelahkan, menyenangkan, bahkan gajinya yang terbilang sudah pasti. Sebenarnya, stigma tersebut nggak ada salahnya, tapi adanya stigma tersebut membuat para gen Z pada khususnya yang berbondong-bondong mengejar title sebagai pekerja kantoran.

Namun, pada realisasinya tidak semua pekerjaan itu menyenangkan. Semua pekerjaan pasti ada plus minusnya, termasuk pekerja kantoran. Oleh karena itu, muncullah istilah Bernama "Budak Korporat atau Budak Korporasi".

Apa itu Budak Korporat?

Budak korporat sendiri awalnya sebuah lelucon atau candaan anak muda yang merasa bahwa dirinya dieksploitasi oleh perusahaannya sendiri. Pada hakikatnya, hanya orang-orang itu sendiri yang tahu, apakah betul dirinya sudah menjadi budak perusahaan, dengan tingkat kontribusi yang melebihi batas wajar.

Apa aja sih Bentuk Eksploitasinya?

Ada beberapa bentuk eksploitasi yang aku dan teman-temanku juga ngerasain secara langsung, jadi ini riil tjuy :)

  • Hari Libur Tetap Dihantui Oleh Pekerjaan
    Alih-alih pengen healing di hari libur, eh malah di telpon atasan suruh beresin beberapa pekerjaan. Atau bahkan ada kejadian, kita juga harus tetap pergi ke kantor untuk menyelesaikan urusan-urusan kantor.
  • Gaji Nggak Sesuai dengan Beban Kerja
    Gajinya sih udah pasti sesuai kontrak. Tapi, dengan tambahan ini itu di luar jam kerja, kadang nggak nambah gaji kita sama sekali. Ini rentan dialami khususnya sama para fresh graduate nih. Berbekal "noted, noted" doang, tapi gaji gak sepadan.
  • Susah Banget Minta Cuti
    Disclaimer dulu ya, ini nggak semua perusahaan ya! Ada juga perusahan yang bener-bener mensejahterakan karyawannya. Tapi bagi yang perusahaannya nggak mau rugi nih, biasanya minta cuti itu susah, kecuali memang kejadian-kejadian tak terduga yang masih bisa ditoleransi.
  • Atasan yang Bikin Geleng-Geleng Kepala
    Atasan yang suka semaunya sendiri nih yang kadang bikin kita geleng-geleng kepala. Rasanya nggak bisa sedikit mereka melihat pada karyawannya nyantai. Tugas A belum kelar, ditambah tugas B, C, D. Mau nolak takut ngaruh ke gaji, nggak ditolak nge dumel-dumel sendiri.

Gimana nih para budak korporat? Ada yang relate? Atau buat kalian yang bercita-cita jadi budak korporat, masih pengen jadi karyawan?

Lalu Mengapa Justru Budak Korporat Menjadi Impian Para Gen Z?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun