Mohon tunggu...
Troy Tamba
Troy Tamba Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah

Pelajar Kolese Kanisius Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Saat Karya Menyimpan Jiwa

10 Agustus 2025   23:54 Diperbarui: 11 Agustus 2025   00:01 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pikiran dan Kreativitas (Sumber: pngtree)

Saat hati, pikiran, dan tenaga menyatu dalam sebuah karya, terciptalah sesuatu yang bukan sekadar hasil, tetapi juga jejak perasaan yang akan selalu dikenang.

Meraki adalah kata dari bahasa Yunani yang berarti melakukan sesuatu dengan sepenuh hati, pikiran, dan tenaga. Saat seseorang bermeraki, ia tidak hanya mengerjakan tugas secara teknis, tetapi juga memberikan emosi dan perhatian dalam setiap detailnya. Hasil pekerjaan itu menjadi istimewa karena mengandung bagian dari kepribadian dan perasaan si pembuat. Banyak orang percaya, sentuhan pribadi inilah yang membuat suatu karya terasa "hidup" di mata orang lain dan membekas di hati yang melihatnya. Meraki adalah bukti bahwa sesuatu yang dibuat dengan cinta akan memiliki daya yang jauh lebih kuat daripada sekadar hasil tanpa jiwa. 

Seorang guru yang merancang pelajaran dengan sabar dan penuh kasih sayang, seorang koki yang memasak sambil membayangkan senyum orang yang akan memakannya, atau seorang penulis yang rela menghapus dan menulis ulang demi hasil terbaik, semua itu adalah bentuk meraki. Meraki dapat hadir di setiap aspek kehidupan, kapan pun kita memilih untuk memberi sepenuh hati dalam apa yang kita lakukan. 

Karya yang dibuat dengan meraki biasanya meninggalkan kesan mendalam bagi pembuat maupun penerimanya. Pembuat merasa puas karena telah memberikan yang terbaik, sementara penerima dapat merasakan cinta dan perhatian yang tersimpan di dalamnya. Itulah sebabnya meraki sering dianggap sebagai cara untuk membuat sesuatu yang memiliki makna dan bisa diingat lebih lama. Dengan meraki, pekerjaan menjadi lebih dari sekadar kewajiban, melainkan juga warisan hati yang tak lekang oleh waktu dan dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Aku dan Karyaku


Kini, setiap tetes keringat dan setiap tarikan napas yang kuberikan pada sebuah karya, terasa seperti aliran hidup yang mengalir dari hatiku menuju bentuk yang kutempa.

Setiap kali jariku menyentuh kanvas, seakan ada aliran hangat yang keluar dari nadiku menuju warna-warna yang kuberikan. Cat itu bukan hanya warna, melainkan potongan dari kisah hidupku yang kutitipkan diam-diam di sana. Dunia mungkin melihatnya sebagai lukisan biasa, tetapi bagiku, itu adalah surat tanpa kata untuk siapa saja yang mau membacanya dengan hati terbuka. 

Goresan itu adalah suara yang tidak terdengar, tetapi mampu berbicara pada siapa pun yang menatapnya cukup lama hingga mengerti maksudnya. Aku tetap berkarya dengan tangan yang mulai renta, sementara di depanku berdiri karyaku, memancarkan cahaya dari jiwa yang kutinggalkan di dalamnya.


Aku tetap berkarya dengan tangan yang mulai renta, sementara di depanku berdiri karyaku, memancarkan cahaya dari jiwa yang kutinggalkan di dalamnya.

Meraki mengajarkanku bahwa mencipta bukan hanya soal menyelesaikan sesuatu sesuai rencana. Ada rasa yang tertinggal, ada kehangatan yang tetap hidup, bahkan ketika karya itu telah berpindah tangan jauh dariku. Setiap kali seseorang menatapnya, aku berharap mereka merasakan bagian dari diriku yang sengaja kutitipkan di sana. Sebab, di setiap karya yang lahir dari meraki, selalu ada cerita yang tak akan selesai meski waktu terus berjalan, seakan karya itu terus bernapas bersama orang yang menjaganya. Dan selama napas itu tetap ada, meraki akan terus hidup, melewati jarak, waktu, dan bahkan generasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun